Bantaeng, Sulsel (ANTARA News) - Penghargaan Kementrian dalam negeri (Kemendagri) atas masuknya Kabupaten Bantaeng dalam jajaran 30 nominator Innovation Government Award (IGA) mendapat apresiasi dari sejumlah kalangan, termasuk dari DPRD Bantaeng, Sulawesi Selatan.

Wakil Ketua DPRD Bantaeng, Darwis di Bantaeng, Sabtu, mengatakan, DPRD memberikan apresiasi terhadap diraihnya penghargaan sebagai 30 nominator Inovasi terbaik di daerah.

Menurut dia, DPRD yakin Kabupaten Bantaeng dapat lolos di empat besar mengalahkan 30 daerah berinovasi lainnya. Bahkan, dia mengaku yakin jika Bantaeng akan dengan mudah meraih trofi penghargaan dari IGA.
"Kami memberikan apresiasi terhadap inovasi itu. Kami di DPRD yakin Bantaeng bisa lolos ke empat besar," ujar Darwin disela sela rapat paripurna pembahasan APBD-P.

Keyakinan itu bukan tanpa alasan. Legislator asal Partai Amanat Nasional (PAN) ini mengatakan jika sebelumnya, Kabupaten Bantaeng telah meraih banyak penghargaan mengenai inovasi dari berbagai lembaga lainnya. Salah satunya adalah penghargaan dari Fajar Institute Pro-Otonomi (FIPO). Tahun ini, kata dia, Bantaeng berhasil meraih tiga trofi sekaligus dari FIPO.

Di FIPO, lanjutnya, Bantaeng berhasil meraih dua kategori award dan satu kategori grand award. Indikatornya, selama satu tahun terakhir, Bantaeng berhasil mengembangkan daerahnya untuk peningkatan kesejahteraan, sehingga layak menyabet award pada kategori pemberdayaan masyarakat dan pengentasan kemiskinan.

Selain itu, daerah ini juga meraih award pada bidang pelayanan kesehatan. Kemajuan Kabupaten Bantaeng semakin unggul dengan meraih grand award untuk kategori bidang pelayanan publik. Belajar dari pengalaman ini, Darwis yakin Bantaeng akan mudah meraih trofi dari IGA.

"nominasi penerima kategori itu termasuk inovasi pembangunan daerah tercepat dan percepatan ekonomi program pemberdayaan masyarakat. Kami yakin Bantaeng bisa mendapatkan trofi itu," ucapnya.

Hal yang sama juga diungkapkan kepala bidang hortikultura, Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bantaeng, Suaib Pance. Menurutnya, sejauh ini, inovasi di bidang pertanian memang terus di genjot oleh pemerintah daerah. Menjadikan Kabupaten Banteng sebagai daerah penghasil benih adalah sebuah keharusan.

"Bantaeng itu wilayahnya sangat kecil. Jadi suatu inovasi penting jika menjadikan Bantaeng sebagai daerah penghasil benih," ujarnya.

Di bidang hortikultura, lanjutnya, Bantaeng memiliki banyak inovasi. Bantaeng, kata Suaib banyak menghasilkan sejumlah benih berkualitas yang dibutuhkan di pasaran.

Salah satunya adalah entris tanaman mangga Garifta dan Mangga Gedong Ginco. Mangga ini adalah mangga kualitas ekspor yang buahnya masih terbilang kurang di Sulsel.

"kita sudah mulai melakukan pengembangan pembenihan untuk kualitas mangga ini," ucapnya. Selain itu, lanjutnya, inovasi yang dilakukan di Bantaeng adalah rencana pengembangan pisang Cavendish.

Pisang ini adalah komoditas buah tropis yang sangat populer di Indonesia. Dia mengatakan, Kabupaten Bantaeng juga bahkan memiliki benih kentang mulai dari Generasi nol (G0) sampai Generasi empat (G4). "jadi ini semua untuk menunjang Bantaeng sebagai penghasil benih berbasis teknologi," jelasnya.

Pemilihan inovasi melalui benih berteknologi tentu sangat tepat. Menurutnya, Indonesia saat ini masih merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya bekerja dalam bidang pertanian. Benih berkualitas dan berteknologi akan sangat dibutuhkan untuk Indonesia. (T.KR-MH/F003) 

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024