Makassar (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sulawesi Selatan memperkuat koordinasi dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) untuk mencegah penyebaran penyakit gagal ginjal akut misterius pada anak di daerah itu.

Kepala Dinkes Sulsel Rosmini Pandin di Makassar, Senin mengatakan, pihaknya memerlukan petunjuk IDAI tentang apa-apa saja yang harus menjadi fokus perhatian sebelum mengeluarkan surat edaran ke 24 kabupaten/kota setempat.

"Penyakit ini menyerang anak-anak, sehingga butuh koordinasi lebih lanjut dengan IDAI untuk mengetahui apa penyebabnya dan apa saja yang harus kita lakukan sebagai langkah antisipasi sebelum surat edarannya kita sebar ke seluruh Dinkes di Sulsel," ujarnya.

Ia menjelaskan, meskipun belum mengirimkan surat edaran namun pihaknya telah rutin berkomunikasi dengan Dinkes di 24 kabupaten dan kota di Sulawesi Selatan untuk sementara fokus mengenali tanda-tandanya kemudian melaporkan segera jika menemukan.

Adapun tanda-tanda penyakit ini yang perlu diketahui orang tua ataupun pihak Dinkes pada anak secara umum, ditambah dengan adanya gejala gangguan ginjal akut seperti berkurangnya jumlah urine atau tidak ada urine sama sekali.

Orang tua harus bisa memahami bila gejala biasanya didahului oleh demam, diare, muntah, batuk, pilek dalam kurun waktu 1-2 minggu sebelum terjadinya gagal ginjal akut.

"Saya hari ini terus menjaga komunikasi dengan IDAI untuk mendapatkan informasi terbaru yang benar. Semoga bisa segera ada petunjuk, sehingga kita bisa langsung bergerak antisipasi," katanya menjelaskan.


Pewarta : Abdul Kadir
Editor : Redaktur Makassar
Copyright © ANTARA 2024