Jayapura (ANTARA News) - Antropolog Papua Paul Yaam menilai berbagai hasil penelitian dan temuan Balai Arkeologi Jayapura sangat penting bagi dunia pendidikan di wilayah tersebut.

"Berbagai hasil penelitian dan temuan yang dilakukan oleh Balai Arkeologi Jayapura sangat penting bagi pengembangan dunia pendidikan kesejarahan di tanah Papua," kata Paul Yaam yang juga mantan Kepala Museum Negeri Papua di Jayapura, Rabu.

Menurut dia, pentingnya hasil penelitian dan penemuan yang dilakukan oleh Balai Arkeologi Jayapura patut diapresiasikan dan diaplikasikan ke dalam pelajaran muatan lokal di sekolah-sekolah yang ada di daerah tersebut, mulai dari tingkat dasar hingga tingkat atas.

"Sehingga hasil dari penelitian dan penemuan tersebut tidak menjadi mubazir, selain menambah pengetahuan bagi pelajar yang ada didaerah ini," katanya.

Yaam berharap seminar ini bisa menghasilkan suatu rekomendasi ataupun masukan bagi pihak-pihak yang berkompeten agar mendorong berbagai penelitian dan penemuan dari Balai Arkeologi Jayapura bisa dijadikan suatu mata pelajaran muatan lokal.

Erlin Novita Idje Djami, staf peneliti dari Balai Arkeologi Jayapura mengatakan bahwa dalam materi arkeologi, tidak hanya nilai-nilai sejarah dan budaya saja yang dapat dipetik dalam pembangunan generasi bangsa, tetapi juga ada manfaat lain yang dapat diambil. Antara lain tentang materi arkeologi sebagai objek pendidikan dalam upaya menanamkan rasa cinta kepada warisan budaya bangsa.

Arkeologi juga sebagai sumber kreativitas. Misalnya dalam pendidikan keterampilan di sekolah yang dapat menjadikan materi arkeologi sebagai sumber inspirasi penciptaan produk dan lain-lain.

"Materi arkeologi juga dapat dijadikan sebagai objek wisata yang positif, dimana generasi muda dapat mengalami dan bersentuhan langsung dengan warisan budaya, sebagai upaya untuk menumbuhkan rasa cinta dan kebanggaan terhadap karya budaya nenek moyang," katanya.

Sejak berdiri pada 1996 silam, Balai Arkeologi Jayapura telah melakukan ratusan penelitian dengan ratusan penemuan situs pra sejarah dan bersejarah. Di antaranya Situs Gua Arombo di Kampung Wouna, Kabupaten Biak, yang merupakan tempat penguburan yang memanfaatkan gerabah sebagai wadah kubur maupun bekal kubur (Djami, 2010).

Situs Marweri Urang di Sentani, Kabupaten Jayapura, dengan temuan tinggalan megalitik berupa papan batu dan penguburan dengan memanfaatkan gerabah sebagai bekal maupun wadah kubur (Suroto, 2010).

Selain itu situs benteng Ford Dubus yang merupakan benteng pertahanan yang dibangun oleh Kolonial Belanda di wilayah Teluk Triton-Kaimana sebagai salah satu bentuk pernyataan kekuasaan Belanda atas tanah Papua.

Situs Mac Arthur, yaitu markas besar tentara Sekutu Amerika pada masa Perang Dunia II, sebagai tempat menyusun strategi penyerangan yang dipimpin oleh Jenderal Douglas Mac Arthur.

"Kami setuju sekali dan mendukung jika penelitian serta penemuan Balar Jayapura diadopsi menjadi pelajaran muatan lokal di sekolah-sekolah di Papua dan Papua Barat. Kami siap membantu," kata perempuan muda asal Sumba, NTT.

"Dengan melihat pada pernyataan-pernyataan tersebut di atas, maka sudah seyogyanya arkeologi mendapat tempat dalam lingkup pendidikan sekolah dan tidak hanya di perguruan tinggi sesuai dengan manfaat dan kapasitasnya masing-masing," katanya. (T.KR-ARG/S023) 

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024