Makassar (ANTARA News) - Kampus Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Sulawesi Selatan, menghadirkan sejumlah Calon Presiden (Capres) Alternatif pada Pemilihan Presiden 2014 mendatang, Jumat.

Dalam Program Talk Show off air "Mata Najwa" Metro TV menghadirkan Ketua PMI Pusat Jusuf Kalla, Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, Menteri BUMN Dahlan Iskan, dan Ketua KPK Abraham Samad.

Rektor Unhas Prof Dr dr Idrus AP Paturusi mengatakan, dari kelima bintang tamu tersebut termasuk Najwa Shihab di atas pangung, semuanya adalah orang Sulawesi Selatan.

"Kelima orang ini orang Sulsel dan kembali pulang kampung," tutur Idrus kepada ribuan mahasiswa di atas podium.

Ia menyebutkan, meskipun Mahfud MD kelahiran Sampang, Madura, Jawa Timur, tetapi di Sulsel telah diberi gelar Karaeng Tojeng dan Dahlan Iskan diketahui lahir di Magetan, Jawa Timur, juga diberi gelar Karaeng Tamalanrea.

"Sementara Daeng Ucu (Jusuf Kalla) dan Abraham Samad juga orang Unhas dipanggil Openg," sebutnya.

JK mengatakan, bagi dirinya jabatan tidak menjadi bagian pokok, akan tetapi bagaimana kesempatan kita untuk memajukan negara Indonesia.

"Kalau saya, jabatan tidaklah menjadi pokok, tetapi kesempatan kita memajukan negara ini. Negara kita kaya dan semua ada, serta berpotensi maju seperti negara-negara lainnya," tutur Mantan Wakil Presiden ini.

Ambraham Samad sendiri mengakui, sejumlah kasus korupsi sudah mulai terkuak di Indonesia. Meskipun nantinya Presiden bersih, tetapi sistem masih kotor, sama saja.

"Menghentikan kejahatan kalau sistemnya tidak diperbaiki akan sulit meskipun presidennya nanti bersih. Kalau saya yang terpenting sistem dihentikan, dan 'mesin mesin' korupsi dihancurkan agar tidak ada lagi korupsi," ucapnya.

Pada kesempatan sama Mahfud MD mengatakan, keinginannya untuk mundur dari Ketua Mahkamah Konstitusi sudah bulat, kendati dirinya masuk bursa Capres, namun ketentuan Undang-undang Pemilu diisyaratkan memiliki partai. Sementara dirinya tidak masuk dalam struktur partai.

Menteri BUMN Dahlan Iskan juga menyatakan, tidak masalah dicalonkan menjadi Capres atau menjadi Cawapres, namun dirinya mengakui jabatan dan amanah sebagai pemimpin sangat besar untuk diemban serta dilaksanakan, kalau itu diberikan, maka dilaksanakan apapun resikonya. (T.KR-DF/F003)


Pewarta :
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024