Makassar (ANTARA) - Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan (Disbudpar) Sulawesi selatan mengusulkan 10 event masuk dalam Kharisma Event Nusantara (KEN) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Tahun Anggaran 2023.
Jika berhasil, 10 event ini akan mendapatkan dukungan anggaran dari pemerintah pusat dalam pelaksanaannya.
Sekretaris Disbudpar Sulsel Devo Khadafi di Makassar, Senin, membenarkan telah mengusulkan 10 event di Sulsel untuk masuk KEN.
"Memang ada 10 event yang kami usulkan. Tapi belum bisa saya sampaikan event apa saja," kata Devo.
Meski demikian, Devo berharap di setiap event yang dilaksanakan di 24 kabupaten dan kota, khususnya yang diusulkan masuk KEN, agar memiliki standar pelaksanaan yang sama sebab, Ia prihatin dengan event pariwisata di daerah yang dilaksanakan asal-asalan.
"Sebagus apapun destinasi yang kita punya, sebagus apapun kebudayaan dan adat istiadatnya, apabila event yang dilaksanakan tidak terstandardisasi dengan baik, tidak akan maksimal promosi yang kita lakukan," ungkap Devo.
Selain ada standaridsasi, Devo juga mengingatkan event yang dilaksanakan memiliki diferensiasi. Ia mencontohkan, promosi pariwisata melalui event lari yang dilaksanakan hampir setiap daerah.
"Harus ada pembeda, ketika komunitas lari ini berlari di Maros, di Sidrap, di Toraja," pungkasnya.
Devo juga menekankan terkait konsistensi pelaksanaan event, dengan kualitas pelaksanaan yang semakin membaik.
Tahun ini sejumlah event di Sulsel telah masuk KEN. Seperti F8 di Kota Makassar dan Festival Takabonerate di Kabupaten Kepulauan Selayar.
Jika berhasil, 10 event ini akan mendapatkan dukungan anggaran dari pemerintah pusat dalam pelaksanaannya.
Sekretaris Disbudpar Sulsel Devo Khadafi di Makassar, Senin, membenarkan telah mengusulkan 10 event di Sulsel untuk masuk KEN.
"Memang ada 10 event yang kami usulkan. Tapi belum bisa saya sampaikan event apa saja," kata Devo.
Meski demikian, Devo berharap di setiap event yang dilaksanakan di 24 kabupaten dan kota, khususnya yang diusulkan masuk KEN, agar memiliki standar pelaksanaan yang sama sebab, Ia prihatin dengan event pariwisata di daerah yang dilaksanakan asal-asalan.
"Sebagus apapun destinasi yang kita punya, sebagus apapun kebudayaan dan adat istiadatnya, apabila event yang dilaksanakan tidak terstandardisasi dengan baik, tidak akan maksimal promosi yang kita lakukan," ungkap Devo.
Selain ada standaridsasi, Devo juga mengingatkan event yang dilaksanakan memiliki diferensiasi. Ia mencontohkan, promosi pariwisata melalui event lari yang dilaksanakan hampir setiap daerah.
"Harus ada pembeda, ketika komunitas lari ini berlari di Maros, di Sidrap, di Toraja," pungkasnya.
Devo juga menekankan terkait konsistensi pelaksanaan event, dengan kualitas pelaksanaan yang semakin membaik.
Tahun ini sejumlah event di Sulsel telah masuk KEN. Seperti F8 di Kota Makassar dan Festival Takabonerate di Kabupaten Kepulauan Selayar.