Makassar (Antara News) - Nilai investasi dan perdagangan Uni Eropa ditarget meningkat dua kali lipat dalam lima tahun mendatang.

Duta Besar Uni Eropa (UE) untuk Indonesia, Brunei Darussalam dan ASEAN H.E Julian Wilson di Makassar, Rabu, mengatakan, investasi Uni Eropa di Indonesia saat ini telah menyerap sekitar 1,3 juta pekerja dari 1.100 pengusaha.

"Bisa diduakalipatkan dalam lima tahun," ujarnya usai penyelenggaraan sosialisasi perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif (Comprehensive Economic Partnership Agreement/CEPA). Sosialisasi tersebut diselenggarakan Dewan Pengurus Nasional Asosiasi Pengusaha Indonesia (DPN Apindo) bersama Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia.

Sosialisasi yang digelar di Makassar ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan sosialisasi CEPA yang dilakukan Apindo ke berbagai daerah di bawah program `Advancing Indonesia`s Civil Society in Trade and Investment.

Julian optimistis, payung kemitraan CEPA ini akan mampu meningkatkan hubungan ekonomi Indonesia dan Uni Eropa. Meski tengah dilanda krisis ekonomi Uni Eropa tetap merupakan pasar terbesar di dunia dan menyumbang 20 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) global.

Menurut dia, setelah melalui resesi yang terjadi justru semakin menciptakan kondisi ekonomi yang lebih kuat. Nilai tukar Euro, lanjutnya masih kuat, begitu juga dengan kondisi ekonomi dengan nilai total mencapai 17 triliun dolar AS.

Uni Eropa tercatat sebagai mitra dagang terbesar ketiga Indonesia pada 2011 dengan nilai perdagangan lebih dari 30 miliar dolar Amerika. Namun, nilai perdagangan Uni Eropa dengan Indonesia masih lebih kecil dibanding nilai perdagangan dengan Singapura, Malaysia dan Thailand.

Uni Eropa juga merupakan sumber investasi terbesar kedua bagi Indonesia senilai 130 miliar dolar Amerika. Meski demikian, Indonesia baru menerima 1,6 persen dari total investasi di Asia.

CEPA, lanjutnya, menjadi jaminan akses untuk Indonesia ke Eropa dan diharapkan menguntungkan bagi kedua wilayah.

Ketua Apindo Sofjan Wanandi, menjelaskan, CEPA ditopang oleh tiga hal berupa akses pasar, pengembangan kapasitas serta fasilitasi perdagangan dan investasi untuk menjamin kepentingan Indonesia.

"CEPA saya harapkan selesai tahun ini juga," katanya. Ia mencontohkan, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) memiliki potensi besar namun belum ada manufaktur besar untuk pengolahan komoditas seperti kakao atau rumput laut.

CEPA dapat membantu mengamankan akses pasar Indonesia ke Uni Eropa, menarik investasi asing lebih besar, menaikkan volume dan surplus perdagangan Indonesia, menjamin adanya pengembangan kapasitas serta menciptakan lapangan kerja baru.

Julian menambahkan, Sulsel merupakan provinsi yang memiliki banyak potensi dan peluang investasi besar dengan demikian pihaknya ingin melihat lebih jauh potensi-potensi tersebut. (Editor : Subagyo)

Pewarta : Riesmawan Yudhatama
Editor :
Copyright © ANTARA 2024