Makassar (ANTARA) - Kolaborasi antara Pemerintah Australia, Provinsi Sulawesi Selatan, bersama jajaran Universitas Hasanuddin (Unhas) berhasil menjangkau vaksinasi COVID-19 kepada 13.810 masyarakat rentan yakni lanjut usia, anak-anak, ibu hamil dan disabilitas  di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.

Program vaksinasi dengan sistem penjangkauan ini dinamai "Program Last-Mile COVID-19 Vaccine Delivery" yang mengedepankan prinsip inklusivitas, dimana kebutuhan dan kemampuan masyarakat rentan menjadi pertimbangan utama pengadaan layanan.

Dalam layanan vaksinasi  dengan metode jemput bola, tim vaksinasi menjangkau ke tempat-tempat terpencil. Tempat terpencil tersebut biasanya jarang atau tidak terjangkau oleh penyedia layanan kesehatan daerah setempat karena jarak yang cukup jauh dari puskesmas, atau karena keterbatasan mobilitas seperti pada warga lansia, ibu hamil dan penyandang disabilitas.

Oleh karena itu, kerja sama multipihak merupakan inti yang memungkinkan inisiatif ini dapat terus berjalan. Aspek kerja sama yang kuat dari berbagai pihak menjadi kunci keberhasilan program ini,  kata Koordinator Kemitraan Australia Indonesia untuk Ketahanan Kesehatan (AIHSP) Sulawesi Selatan, Agung Wahyuda, di Makassar, Senin (17/1).

Total keseluruhan vaksin COVID-19 yang telah diberikan berjumlah 13.810 dosis. Selain itu, program ini juga telah memberikan edukasi  tentang COVID-19 kepada 29.963 orang secara tatap muka.

Capaian ini menjadi sebuah titik awal yang memberi daya ungkit cukup besar bagi seluruh pihak yang terlibat, sehingga diharapkan akan terjadi keberlanjutan yang konsisten setelah program yang digadang sebagai program percontohan ini.

Kerja sama ini terbukti juga telah memberikan perubahan cara pandang secara signifikan tentang bagaimana pemerintah melakukan pendekatan terhadap masyarakat rentan. Salah satunya terlihat dalam hasil yang diraih bersama Pemerintah Sulawesi Selatan  serta jajaran  Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Keluarga (IKM – IKK)  Universitas Hasanuddin.

Kehadiran layanan dasar yang lebih inklusif dan mudah diakses semua orang, diharapkan dapat membuka peluang lebih besar bagi pemerataan pemenuhan hak sebagai warga negara.

Hal ini akan memberikan kontribusi besar pada penguatan sistem ketahanan kesehatan masyarakat di masa mendatang sehingga hak sehat untuk semua orang dapat terpenuhi tanpa ada yang tertinggal.

Model kerja sama seperti inilah yang diharapkan akan terus berlangsung meskipun di suatu titik nanti, dukungan AIHSP harus berakhir. Untuk sistem ketahanan kesehatan Indonesia yang lebih kuat.


Mudahkan masyarakat

Bupati  Maros, Andi Syafril Chaidir Syam, merespons positif atas dukungan program yang memudahkan cukup banyak masyarakat dalam menjangkau layanan vaksinasi.

Program ini sangat membantu pemerintah dalam mendorong pencegahan penularan COVID-19 demi masyarakat yang lebih sehat dan tahan menghadapi krisis kesehatan lainnya di masa depan.

Menjangkau vaksin ke wilayah dengan akses sulit adalah upaya bersama untuk membuat ketahanan kesehatan secara menyeluruh kepada masyarakat  daerah terpencil, di pedalaman.

Menurut Chaidir, upaya vaksinasi menjadi berat karena serbuan informasi yang keliru mengenai vaksin.  Ada satu hal dari program Last-Mile COVID-19 Vaccine Delivery yang berbeda dengan layanan dasar pemerintah pada umumnya.

Program ini disertai dengan edukasi kesehatan tentang pentingnya vaksinasi, langkah-langkah pencegahan penularannya, dan juga edukasi terkait kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI).

Hal ini penting dalam meningkatkan kesadaran kolektif masyarakat dan meluruskan hoaks dan misinformasi seputar COVID-19 yang membuat masyarakat enggan divaksin, terutama bagi masyarakat yang rentan.

“Kalau kampung yang jauh dan tanpa jaringan, informasi yang salah akan terus ada, tanpa klarifikasi. Adanya relawan vaksin yang menjangkau kampung ini akan mengubah persepsi warga terhadap COVID-19 dan vaksin,” ucapnya.
  Pelaksanaan vaksinasi bagi masyarakat lanjut usia di Kabupaten Maros, Sulsel. ANTARA Foto/HO-AIHSP

Jangkauan program

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Maros, dr Muhammad Yunus, menyampaikan pentingnya melakukan kerja sama untuk menjangkau daerah-daerah yang tidak dapat dijangkau oleh Puskesmas.

“Kita senang sekali, AIHSP menjangkau ke tempat-tempat yang biasanya tidak bisa kami jangkau, dimana memang warga sangat memerlukannya. Nah itu (seperti) perang gerilya,” ujarnya.

Selain tenaga kesehatan, tenaga non-kesehatan juga diterjunkan untuk mengawal Wilayah kerja Program Last-Mile COVID-19 Vaccine Delivery ini yang terdapat di 72 desa, tersebar di 14 kecamatan se-Kabupaten Maros.

Sebanyak 84 personel yang terdiri dari tenaga kesehatan dan non-kesehatan dikerahkan, kemudian membentuk 14 tim, dimana masing-masing tim terdiri dari dokter, perawat, kader atau edukator, mobilisator, dan analis data, yang bertugas di masing-masing kecamatan.

Sedangkan Wakil Dekan Bidang Kemitraan, Riset dan Inovasi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin,  Dr dr  Andi Alfian Zainuddin MKM, mengatakan bahwa kerja sama ini dilandasi oleh nilai tri dharma perguruan tinggi.

 Kegiatan ini merupakan kontribusi Universitas Hasanuddin, dalam hal ini Fakultas Kedokteran Unhas melalui Departemen IKM IKK, dalam mewujudkan nilai communiversity.  Program tersebut merupakan upaya mendekatkan dunia kampus dengan kebutuhan pelayanan masyarakat khususnya di bidang kesehatan.

Sampara, warga Dusun Cindakko, mengungkapkan rasa senangnya karena telah dijangkau secara langsung melalui program kerja sama vaksinasi COVID-19 ini.

“Saya pernah jalan kaki ke Puskesmas Tompobulu, sampai di sana, tidak bisa vaksin kalau hanya satu orang. Saya tidak tahu mau ajak siapa, jadi saya pulang lagi ke rumah,” kata dia berkisah.

Pemerintah Sulawesi Selatan mendorong kolaborasi lintas sektor untuk terus menghasilkan kerja inovatif yang konsisten dalam meningkatkan ketahanan kesehatan masyarakat, khususnya masyarakat yang tergolong rentan, seperti lanjut usia (lansia) dan penyandang disabilitas. Program ini sangat baik sehingga diharapkan akan terus berlanjut, dan cita-cita membuat vaksinasi ini lebih inklusif akan terwujud.
 

Pewarta : Nur Suhra Wardyah
Editor : Redaktur Makassar
Copyright © ANTARA 2024