Ambon (Antara News) - Harga berbagai jenis hasil perkebunan Maluku yang ditawarkan para pembeli di Kota Ambon, Maluku masih normal.

Pemantauan yang dilakukan disejumlah toko pembeli hasil perkebunan di jalan Setia Budi, Jumat, para pembeli masih menawarkan harga cengkeh Rp117.000 per Kg, biji pala bundar Rp85.000 per Kg, fulli pala Rp120.000 per Kg, kopra Rp3.400 per Kg, coklat Rp16.000 per Kg.

"Harga ini sudah bertahan sejak awal Maret, dan belum ada perubahan, kata Cun pembeli yang menempati salah satu toko di jalan setia budi sebagai tempat transaksi jual beli hasil perkebunan selama ini," ujarnya.

Dia menjelaskan, hasil pembelian yang kami lakukan selama ini di Ambon dikirim ke Surabaya dengan mempergunakan kontainer sebab sistimnya masih bersifat antarpulau, dan Surabaya merupakan pasar utama untuk hasil perkebunan Maluku.

"Jadi kalau sampai terjadi perubahan harga di Surabaya pasti di Ambon juga akan berubah mengikuti perkembangan pasar," ujarnya.

Men.S (52), petani asal Negeri Amahusu, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon, yang ditemui usai menjual enam kilogram cengkeh hasil panennya beberapa waktu lalu mengatakan, sangat senang, sebab harga cengkeh masih tetap bertahan.

"Sudah lama juga harga cengkeh bertahan, sebab minggu lalu saya juga masih sempat menjual empat kilogram cengkeh dan tiga kilogram biji pala, harganya juga sama dengan yang ditawarkan hari ini yakni cengkeh Rp117.000 per Kg dan biji pala Rp85.000 per Kg, mudah - mudahan harga ini masih terus bertahan sebab saya masih memiliki beberapa kilogram biji pala bundar yang masih dikeringkan di rumah," ujarnya.

Kasi Pengadaan dan Penyaluran Dinas Perindustrian dan Perdagangan Maluku, D.M.Latuperissa yang dikonfirmasi mengakui kalau harga sejumlah hasil perkebunan Maluku yang ditawarkan para pembeli di Kota Ambon masih tetap bertahan.

Dia menjelaskan, bertahannya harga komoditi asal Maluku itu merupakan hal biasa karena transaksinya masih bersifat antarpulau.

"Jadi, semua hasil pembelian yang dilakukan agen di Ambon di jual lagi ke Surabaya dan itu sebabya penerapan harga selalu berpatokan dengan yang berlaku di sana (Surabaya),"ujarnya. 

Editor : M. Yusuf


Pewarta : Shariva Alaidrus
Editor :
Copyright © ANTARA 2024