Makassar (ANTARA) - Kepala perwakilan Kantor Bank Indonesia provinsi Sulawesi Selatan Causa Iman Karana mengatakan pihaknya optimistis pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan pada 2023 masih cukup stabil pada kisaran 4,6 hingga 5,4 persen.

"Di tengah kekhawatiran akan resesi yang terimbas dari ekonomi global, maka perekonomian Sulawesi Selatan masih optimistis bertumbuh dengan sejumlah indikator di lapangan," kata Causa Iman Karana yang akrab disapa Pak CIK pada acara diskusi yang digelar Perhimpunan Jurnalis Indonesia (PJI) Pengda Sulsel di Makassar, Sabtu.

Sebagai salah seorang pemateri pada diskusi yang mengusung tema "Prospek Ekonomi Sulsel 2023 Untung atau Bunting', disebutkan sejumlah indikator pendukung yang memicu pertumbuhan ekonomi Sulsel masih dinyatakan stabil diantaranya Sulsel dengan komoditi andalan ekspor menjadi harapan dalam menyumbang devisa negara.

Selain itu, keunggulan di sektor pertanian yang menjadikan Sulsel sebagai salah satu lumbung pangan nasional juga memiliki keunggulan sektor pertambangan khususnya jenis nikel yang memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi di daerah ini.

Hal lain yang tidak kalah pentingnya, lanjut dia Sulsel dengan ibukota Makassar menjadi hak bagi daerah di kawasan Timur Indonesia juga menjadi salah satu indikator penting bagi perputaran ekonomi dan pertumbuhan ekonomi di Sulsel.

Oleh karena itu, lanjut dia, krisis ekonomi global yang menghadapi dua persoalan utama yakni krisis energi dan krisis pangan, kedua hal itu justru dapat dihadapi oleh Sulsel.

"Dari segi pangan Sulsel selaku salah satu daerah penyangga pangan nasional sementara dari sisi energi Sulsel memiliki potensi energi baru terbarukan (EBT) yang cukup besar baik di sektor sumber daya air, surya dan angin," katanya.

Hal itu terbukti dengan adanya PLTB tolo di Kabupaten Jeneponto dan PLTB Sidrap yang menjadikan Sulsel sebagai pengelola potensi EBT terbesar di Indonesia.

Sementara itu, Kepala Bidang Pengembangan Luar Negeri, Dinas Perdagangan Sulsel, I Dewa Nyoman Mahendrajaya mengatakan optimisme di sektor perdagangan itu dipicu dengan daya beli yang semakin meningkat pada 2022 dan terjadinya peningkatan ekspor dengan menyumbang sekitar 33 persen PDRB.

"Sedikitnya sudah ada 250 produk ekspor ke seluruh benua 28 di antara merupakan komoditas pertanian unggulan 22 komoditas sektor perikanan sisanya adalah sektor industri," katanya.

Komoditas tersebut dipasarkan di 75 negara tujuan dari berbagai belahan dunia.
  Suasana foto bersama disela diskusi ekonomi Pengda PJO Sulse yang mengusung tema "Prospek Ekonomi Sulsel 2023 Untung atau Bintung" dengan salah satu pemateri Kepala Kantor Bank Indonesia Provinsi Sulawesii Selatan Causa Iman Karana di Makassar, Sabtu (11/2/2023). Antara/ Suriani Mappong
 

Pewarta : Suriani Mappong
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024