Makassar (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Makassar, Sulawesi Selatan melansir pertumbuhan ekonomi di Makassar mulai merangkak naik dengan catatan positif pasca pandemi COVID-19 dari 4,47 persen di tahun 2021 menjadi 5,40 persen pada tahun 2022.

"Angka ini naik satu digit, dan melampaui angka pertumbuhan provinsi serta nasional. Untuk provinsi di kisaran 5,09 persen dan nasional 5,31 persen pada 2022," sebut Kepala BPS Kota Makassar Syahrir Wahab, Selasa.

Menurutnya, pertumbuhan ekonomi tersebut dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atau jumlah nilai tambah bruto yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di Makassar.

"Ada tiga sektor yang paling dominan dalam PDRB Makassar diantaranya, perdagangan, industri, dan konstruksi" katanya.

Selain pertumbuhan ekonomi mulai bergerak naik, di sisi lain jumlah penduduk miskin di Kota Makassar perlahan menurun. Data pada tahun 2021 berjumlah 74.690 jiwa dan di tahun 2022 s turun menjadi 71.830 jiwa.

Merespons data capaian tersebut, Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto optimistis pertumbuhan ekonomi Makassar akan kembali baik dengan pertumbuhan yang lebih tinggi dari nasional dan provinsi. Apalagi, kontribusi Makassar terhadap provinsi sekitar 36 sampai 39 persen.

Pria akrab disapa Danny Pomanto ini mengatakan Kota Makassar tidak bergantung pada satu sektor. Tetapi ada empat sektor yang sangat dominan menopang perekonomian Kota Makassar. Seperti sektor bisnis, perdagangan, hotel dan restoran serta sektor properti

Di samping memperhatikan core ekonomi tadi, Danny mengemukakan selalu melakukan publik engagement ke masyarakat untuk memberdayakan Lorong Wisata.

"Kita selalu melibatkan masyarakat terutama membangun ekonomi dari lorong-lorong, karena ekonomi makro dan mikro itu sebuah sistem. Jadi, bekerja dari bawah dan mempersempit gini rasio termasuk mengintervensi pembangunan ekonomi masyarakat di lorong," tuturnya menekankan.

Hasilnya, kata Danny menambahkan, dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi tersebut sekaligus menekan harga pangan sehingga inflasi dapat terkendali.

Pewarta : M Darwin Fatir
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024