Makassar (ANTARA Sulsel) - Puluhan aktivis lingkungan dari berbagai perguruan tinggi dan LSM pencinta lingkungan secara seretak melakukan aksi turun ke jalan sampai membuat aksi tektrikal di sejumlah titik Kota Makassar, Sulsel, Senin.

Dalam aksi itu, mahasiswa menggelar teatrikal "Aksi Selamatkan Bumi" sebagai bentuk memperingati Hari Bumi dengan merefleksikan keadaan bumi sekarang dan menggugah kesadaran masyarakat agar menjaga lingkungan demi kelangsungan hidup.

"Mari selamatkan lingkungan, mari selamatkan rakyat dari polusi dan pencemaran lingkungan yang dilakukan para oknum pengusaha yang tidak bertanggung jawab," kata aktivis Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sulsel Arwin Ardiansyah.

Dalam aksinya di bawah jalan layang Makassar Arwin menegaskan bahwa sekelumit masalah lingkungan belum tuntas. Khusus di Makassar, masalah sampah, banjir serta Ruang Terbuka Hijau (RTH) belum di maksimalkan pemerintah.

"Termasuk masalah reklamasi pantai, tata kelola penataan kota yang tiap hari macet hingga tidak adanya program penghijauan di kota, padahal itu syarat utama menekan polusi," tandasnya.

Ia juga meminta pemerintah tidak memberikan akses kepada para pengusaha penambang yang dapat merugikan lingkungan dan hutan yang ada di sekitarnya.

"Kami berharap perusahaan tambang sifatnya destruktif di Sulsel dihentikan atau kalau perlu dilarang masuk karena bisa berimbas pada kerusakan lingkunangan," pintanya.

Sementara puluhan aktivis Mahasiswa Pencinta Alam, (Mapala) Sintalaras UNM juga melakukan aksi teatrikal di depan gedung Menara Phinisi UNM. Mereka berpuisi dengan mendesak pemerintah tidak memberikan ruang bagi perusahaan yang dapat merusak lingkungan dan hutan.

Di tempat berbeda aktivis Mapala UMI Makassar juga mengelar aksi teatrikal dengan membuat replika timbangan satu berisi bumi sementara sisi lainnya berisikan lembaran uang. Namun lembaran uang lebih berat dari pada timbangan bumi.

"Ini menujukkan betapa kurang tegasnya pemerintah menanggulangi kerusakan hutan dan lingkungan. Kami mengajak masyarakat peka terhadap lingkungan. Mari tolak paku pohon yang dilakukan para politisi di Makassar yang menggunakan pohon sebagai sarana aktualisasi diri dan sosialisasi," tegas Taufik, korlap aksi.

Editor : Farochah

Pewarta : Darwin Fatir
Editor :
Copyright © ANTARA 2024