Makassar (ANTARA Sulsel) - Pasangan Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan "Danny" Pomanto -Syamsu Rizal (DIA) mengklaim punya stategi memecahkan masalah kemacetan dengan empat konsep.

"Ada empat konsep dalam mengatasi kemacetan seperti perimbangan pembangunan, traffic management, sistem perparkiran, dan pengelompokan ruang," kata Danny di Makassar, Jumat.

Menurut dia, berdasar dari pengalaman belajar dari negara eropa maka akan dilakukan ujicoba penerapan di Kota Makassar, dengan konsep modernisasi tanpa mengurangi nilai estetika.

Berdasarkan data dari Direktorat Lalu Lintas Polda Sulsel, kendaraan yang beroperasi di Kota Makassar telah mencapai 2,4 juta unit, dan 1,1 juta di antaranya sepeda motor dan 1,3 juta adalah mobil. Jumlah kendaraan di Makassar melonjak dari tahun 2004 saat itu hanya 527.040 unit.

Kendaraan tersebut diketahui datang dari wilayah Kabupaten Gowa dan Kabupaten Maros. Pertumbuhan kendaraan telah berada di atas 10 persen, sementara pertumbuhan jalan hanya 0,01 persen. Ditambah perilaku pengendara yang tak disiplin dalam berlalulintas.

Berdasarkan titik kemacetan sering kali terjadi pada saat jam sibuk di jalan protokol seperti, jalan Perintis Kemerdekaan, Urip Sumoharjo, Andi Pangeran Pettarani dan jalan Sultan Alauddin. Sementara pertumbuhan jalan di sebutkan tadi sangat rendah.

Diketahui, Makassar saat ini memiliki jalan kota sepanjang 1.548 kilometer, itu sudah termasuk jalan lingkungan. Sedangkan lebar jalan mulai tiga meter hingga 20 meter. Jalan yang paling lebar di Makassar ada Jl Boulevard, Panakukang mencapai 20 meter lebih

"Kemacetan juga dipengaruhi pertumbuhan ekonomi yang memicu daya beli kendaraan," kata dosen Arsitektur Unhas ini

Arsitek Anjungan Losari dan Masjid Terapung ini menyebutkan, daya beli kendaraan masyarakat makasaar semakin meningkat. Bahkan masyarakat tidak dibatasi dalam membeli kendaraan, Akibatnya volume kendaaran menumpuk.

Pada satu sisi, tingkat pembangunan infrastruktur jalan sangat rendah. Sementara, perimbangan pembangunan di Makassar, 80 persen untuk belanja modal dan hanya 20 persen untuk belanja infrastruktur," katanya.

Pihaknya punya rencana besar apabila masyarakat mengamanahkan diri dan pasangannya memimpin Kota Makassar, mulai belanja infrastruktur akan ditingkatkan, serta penambahan dan perluasan jalan termasuk penampungan kendaraan diririk tertentu.

Kondisi infrastruktur jalan di Makassar saat ini, kata dia, sangat buruk. Sebagian jalan utama terputus, mulai dari barat ke timur kota, hanya dua jalan penghubung dan tidak ada jalan alternatif lain. Konsep traffic management ditawarkan berupa pembangunan sistem intermoda transportasi.

"Angkutan kota (pete-pete) akan menjadi penghubung busway, membangun jalan layang tanpa menggusur, " ujar arsitek tata kota dengan 651 karya di 71 kabupaten dan kota, serta 27 provinisi itu.

Sementara kendaraan yang selama ini parkir di pinggir dan badan jalan diyakini sebagai pemicu kemacetan , lanjut Danny akan di tata ulang. Konsep itu diadopsi dari tata kelola di London, Inggris dan Tokyo, Jepang.

"Parkir di pinggir jalan akan dibuat menjadi mahal. Itu dilakukan agar pengendara akan berfikir parkir ditempat itu. Misalnya, tarif parkir hanya dikenakan Rp 20 ribu per jam bila melebihi ketentuan, maka akan didenda ratusan ribu," katanya.

Konsep lainnya seperti pengelompokan ruang, akan dibuat kawasan terpadu. Kalau mereka bekerja di situ, maka disitu pun mereka harus tinggal. Kami berusaha menjadikan makassar sebagai kota mandiri. Solusi ini bukan solusi politis tetapi teknis ", ujar Penasihat Wali Kota Makassar Bidang Tata Ruang ini.


Editor : Kaswir

Pewarta : Darwin Fatir
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024