Mamuju (ANTARA Sulsel) - Petani di Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat, diminta mengembangkan tanaman jahe merah karena cukup menjanjikan harga jualnya.

"Dibandingkan jahe putih, harga jahe merah lebih bagus di pasaran sehingga petani mesti mengembangkan jahe merah dalam rangka meningkatkan kesejahteraannya," kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Mamuju, Muliadi di Mamuju, Jumat.

Ia mengatakan, jahe putih yang banyak dikembangkan petani di Mamuju, harganya anjlok di pasaran karena permintaan komoditi itu rendah di pasaran dibandingkan jahe merah.

Untuk itu petani yang selama ini mengembangkan jahe di empat kecamatan di Mamuju yakni Kecamatan Tapalang, Tapalang Barat, Mamuju, Simboro Kepulauan, diminta mengembangkan komoditi jahe merah, karena nilai jual jahe putih sudah tidak lagi menjanjikan.

"Petani harus beralih menanam jahe merah karena jahe putih yang dikembangkan petani di Mamuju tidak diminati di pasaran khususnya produsen pembuat makanan dan minuman yang memanfaatkan bahan baku jahe," katanya.

Sementara itu petani jahe putih di Kecamatan Tapalang Mamuju mengeluhkan harga jahe yang anjlok di pasaran.

Akbar salah seorang petani jahe mengatakan, harga jahe petani di Kecamatan Tapalang turun dari Rp7.000 perkilogram menjadi Rp3.500 per kilogram.

"Distributor menurunkan harga jahe membuat petani dirugikan karena modal menanam jahe lebih tinggi dari harga jualnya," katanya.

Menurut dia, panen jahe yang dirasakan petani di daerahnya saat ini seolah tidak ada artinya akibat anjloknya harga jahe tersebut. Apalagi harga bibit jahe yang dibeli petani cukup mahal mencapai Rp8.000 per kilogram.

  Editor :

Pewarta : M Faisal Hanapi
Editor :
Copyright © ANTARA 2024