Jakarta (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengimbau kepada seluruh masyarakat yang memiliki gejala COVID-19 varian arcturus, mulai dari batuk hingga muntah untuk memeriksa ke puskesmas kecamatan terdekat.
"Masyarakat yang memiliki gejala COVID-19 seperti batuk, pilek, sakit tenggorokan, hidung tersumbat dan sulit mencium bau, demam, mual dan muntah, disarankan memeriksakan ke puskesmas kecamatan terdekat di DKI Jakarta," kata Kasie Surveilans Imunisasi Dinkes DKI Ngabila Salama melalui pesan singkat di Jakarta, Jumat.
"Masyarakat yang memiliki gejala COVID-19 seperti batuk, pilek, sakit tenggorokan, hidung tersumbat dan sulit mencium bau, demam, mual dan muntah, disarankan memeriksakan ke puskesmas kecamatan terdekat di DKI Jakarta," kata Kasie Surveilans Imunisasi Dinkes DKI Ngabila Salama melalui pesan singkat di Jakarta, Jumat.
Adapun layanan PCR di puskesmas DKI Jakarta ini disediakan gratis pada jam kerja untuk orang yang memiliki gejala COVID-19 atau pun kontak erat kasus positif COVID-19.
"Ini untuk warga KTP/domisili DKI Jakarta atau yang beraktivitas rutin di Jakarta baik sekolah/bekerja. Silakan datang ke puskesmas terdekat," ujar Ngabila.
Untuk layanan antigen dapat diperoleh gratis 24 jam di puskesmas kecamatan DKI Jakarta.
Ngabila juga memastikan bahwa Dinkes DKI Jakarta akan terus memperkuat genome sequencing untuk semua kasus positif yang ditemukan di Jakarta dari laboratorium kesehatan Masyarakat (labkesmas) dan swasta.
"Apapun variannya, setiap pihak diharapkan tetap bekerja sama untuk perkuat imunitas dengan pola hidup sehat dan imunisasi. Cegah sakit tetap lebih baik dengan disiplin bermasker terutama jika sedang sakit atau berdekatan dengan orang sakit. Sebab kasus meningkat yang ditemukan di puskesmas (komunitas), level penularan utama berada di keluarga,” ucap Ngabila.
Lebih lanjut, Ngabila juga menyampaikan bahwa dari hasil pemeriksaan kesehatan pada pasien kedua yang terkena varian XBB.1.16 atau Arcturus itu mengalami pneumonia.
"Pasien kedua arcturus di Jakarta alami batuk kencang dan radang paru (pneumonia)," ujar Ngabila.
Dari data di India, varian Arcturus yang masih merupakan turunan omicron itu disebutkan memiliki gejala baru yang berbeda dari varian lainnya yaitu mata merah dan peningkatan kotoran pada mata.
"Saat ini kedua pasien acturus di Jakarta keduanya tidak mengalami mata merah. Tapi ada beberapa pasien COVID-19 perawatan di RS yang mengalami gejala mata merah. Sedang kami proses pemeriksaan genome sequencing," jelas Ngabila.
Berita ini juga telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dinkes DKI imbau warga bergejala varian arcturus periksa ke puskesmas