Jakarta (ANTARA) - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo mengatakan salah satu alasan akhirnya mendaftarkan tenis meja ke SEA Games 2023 di Kamboja adalah agar cabang olahraga tersebut tidak terkena sanksi dari federasi internasional.

Tenis meja sudah absen dua kali berturut-turut dalam ajang pesta olahraga dua tahunan terbesar se-Asia Tenggara itu yaitu di Filipina 2019 dan Vietnam 2021.

Oleh karena itu ketika menemui awak media setelah mengukuhkan para kontingen tim Indonesia untuk SEA Games Kamboja di halaman Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) pada Selasa pagi, Dito ingin tim tenis meja kembali bertanding di panggung Asia Tenggara.

“Pertama itu kalau tidak diberangkatkan, akan ada sanksi dari federasi internasional. Kedua, ini kan sudah dua SEA Games, kalau ini tidak ada lagi berarti kita harus menunggu lagi," kata Dito.

Selain untuk menghindari sanksi, Menpora yang baru dilantik Presiden Jokowi pada bulan lalu itu juga memberikan alasan kedua, yaitu tenis meja mempunyai potensi besar karena merupakan olahraga yang digemari masyarakat Indonesia.

“Ini kan tenis meja kan cabang olahraga yang sangat digemari masyarakat pertama dan juga potensinya bisa sangat besar karena peralatan dan venuenya bisa dilakukan dimana aja,” tambah Dito.

"Jadi selain memang ada kewajiban dari federasi internasional dan ini harus dilakukan, kedua olahraga ini bisa menjadi prioritas di Indonesia," ucapnya.

Pada kesempatan yang sama, Dito optimistis tim tenis meja dapat kembali berlaga di SEA Games setelah terakhir kali berpartisipasi pada tahun 2017.

Hal ini diutarakan Dito karena kini tinggal menunggu tahap administrasi selesai dan pada saat yang sama keempat atlet tenis meja hadir dalam acara pengukuhan kontingen SEA Games di halaman Kemenpora bersama ratusan atlet dari cabang olahraga lainnya.

“Secara administrasi di sini sudah lengkap dan siap. Ini tinggal administrasi di Kamboja saja. Insya Allah kita perjuangkan," kata Dito.

"Dan ini insya Allah bisa lolos. Insya Allah kami optimistis,” lanjutnya.

Sementara itu Chef de Mission (CdM) Indonesia Lexyndo Hakim mengaku siap memberikan pelayanan kepada atlet tenis meja jika nantinya sudah resmi terdaftar mengikuti SEA Games ke-32 di negara berjuluk Negara Angkor Wat tersebut.

“Kalo tenis meja kami masih menunggu arahan dari pak Menpora, artinya secara administrasi kami masih menunggu administrasi dan dokumen yang legal,” kata pria yang juga sedang menjabat sebagai Ketua Umum Perbasi DKI Jakarta itu.

“Sehingga memang kalo memang dikirim atau diberangkatkan pemerintah, tentunya kami sebagai CdM pasti memberikan pelayanan untuk mereka,” tambahnya.

Berita ini juga telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menpora sebut tenis meja akan terkena sanksi jika tidak diberangkatkan


Pewarta : Zaro Ezza Syachniar
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024