Makassar (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan melalui Dinas Kesehatan terus mengupayakan imunisasi di 24 kabupaten dalam rangka pencegahan Kejadian Luar Biasa (KLB).

Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman pada peringatan Pekan Imunisasi Sedunia di Makassar, Selasa mengatakan, edukasi terkait pentingnya imunisasi harus diutamakan agar orang tua dan masyarakat pada umumnya lebih memahami manfaat imunisasi dalam menjaga daya tahan tubuh anak.

“Kenapa tidak banyak yang divaksinasi, karena pemahamannya kurang sehingga yang terpenting adalah utamakan pendidikan. Jangan sampai pendidikan menjadi lemah,” ujar Gubernur Sulsel.

Imunisasi ini, kata Andi Sudirman, termasuk bagian preventif. Salah satunya dalam upaya pencegahan penyakit Hepatitis B yang dinilai lebih sulit disembuhkan jika terkena penyakit ini, namun dapat dicegah dengan imunisasi.

Andi Sudirman berpendapat bahwa pencegahan dapat dilakukan melalui kerjasama dengan PKK, Dinkes, UNICEF dan mitra lainnya dalam mengedukasi dan menggerakkan masyarakat untuk sadar akan pentingnya imunisasi.

“Tidak ada yang lebih penting dari masyarakat kita sehat. Jadi harus ada semangat bersama dalam mencapai tujuan,” ujarnya.

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Sulsel bersama Unicef dan YGC (Yayasan Gaya Celebes) telah melakukan imunisasi susulan sejak tahun 2022 di tiga kabupaten, yakni Kota Makassar, Kabupaten Bantaeng, dan Kabupaten Bone.

Kegiatan yang akan berakhir pada Juni 2023 ini dilaksanakan dengan Program Rumah Imunisasi yang melibatkan 70 PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), masing-masing 30 PAUD di Kabupaten Bone dan Bantaeng, serta 10 PAUD di Kota Makassar.

Selain PAUD, juga melibatkan 69 posyandu dengan total 33 di Bone, 25 di Bantaeng dan 10 di Kota Makassar.

“Semua poin harus dikejar melalui imunisasi kejar, agar kantong kosong atau yang belum imunisasi bisa menyelesaikan imunisasinya, terutama pascapandemi,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Selsel Rosmini Pandin.

Diakui Rosmini, meski cakupan vaksinasi Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) Sulsel tertinggi di Indonesia di luar Pulau Jawa, namun diduga KLB juga sudah beberapa kali terjadi.

“Nah, kasus KLB ini terjadi pada mereka yang tidak diimunisasi atau imunisasinya tidak lengkap setelah kami melakukan tracing,” ujarnya.

Adapun capaian IDL di Sulsel yaitu 108,4 persen, sedangkan IDL tertinggi di Sulsel adalah Kabupaten Takalar 124,4 persen, Sidrap 124,3 persen dan Barru 122,4 persen.

Pewarta : Nur Suhra Wardyah
Editor : Redaktur Makassar
Copyright © ANTARA 2024