Makassar (ANTARA) - PT Pelabuhan Indonesia Regional 4 Makassar Unit Kawasan Paotere menerapkan tiket elektronik atau (E-Pass) bagi kendaraan atau orang yang masuk di kawasan Pelabuhan Paotere, Makassar.
"Sebelum penerapan E-Pass ini, kami sudah melakukan sosialisasi pada Rabu (31/5) dengan mengundang manajemen Pelindo Regional 4 terkait, stakeholder, pengguna jasa, dan tokoh masyarakat setempat," kata General Manager (GM) Pelindo Regional 4 Makassar, Suhadi Hamid di Makassar, Selasa.
Dia mengatakan pemerintah baik pusat maupun daerah memang mengharapkan adanya perubahan atau transformasi di Pelabuhan Paotere.
“Dan kita mulai dari pintu masuk Pelabuhan Paotere,” ujarnya.
Menurut dia, ada beberapa alasan mengapa pihaknya melakukan transformasi di Pelabuhan Paotere. Yakni untuk meminimalkan kondisi crowded maupun keamanan di Pelabuhan Paotere.
Khusus untuk instansi terkait yang berada di area Pelabuhan Paotere, lanjut dia, perlakuannya akan sama dengan di Pelabuhan Soekarno. Dalam hal ini terlebih dahulu didaftar dan diajukan secara tertulis kepada Pelindo agar mendapatkan kartu sebagai akses masuk di area Pelabuhan Paotere.
Suhadi juga menambahkan bahwa pihaknya beberapa waktu lalu telah melakukan pembahasan terkait Pelabuhan Paotere dengan Pemerintah Kota Makassar, dalam hal ini Wali Kota Makassar, Moh. Ramdhan Pomanto.
"Hasil pembahasan dengan Pak Wali Kota terkait dengan destinasi wisata, diharapkan bahwa ke depan Pelabuhan Paotere akan sama dengan Pelabuhan Sunda Kelapa," jelasnya.
Karena itu, pada 31 Mei - 2 Juni 2023 telah dilakukan proses pengambilan gambar untuk film dokumenter seputar budaya dan pendidikan oleh Arte 360’ dari Jerman, mengenai pembuatan kapal phinisi dan kapal kayu di Sulawesi Selatan yang dimulai dari Tanah Beru di Bulukumba sampai di Pelabuhan Paotere Makassar.
Selain itu, akan dibuat photo spot dan miniatur yang bernuansa atau berlatar belakang phinisi, sehingga memiliki daya tarik tersendiri khususnya bagi wisatawan.
Untuk itu lanjut Suhadi, Pelindo Regional 4 Makassar akan membenahi Pelabuhan Paotere mulai dari tenant, untuk kearifan lokal dalam rangka memberdayakan usaha kecil dan menengah (UKM).
"Sebelum penerapan E-Pass ini, kami sudah melakukan sosialisasi pada Rabu (31/5) dengan mengundang manajemen Pelindo Regional 4 terkait, stakeholder, pengguna jasa, dan tokoh masyarakat setempat," kata General Manager (GM) Pelindo Regional 4 Makassar, Suhadi Hamid di Makassar, Selasa.
Dia mengatakan pemerintah baik pusat maupun daerah memang mengharapkan adanya perubahan atau transformasi di Pelabuhan Paotere.
“Dan kita mulai dari pintu masuk Pelabuhan Paotere,” ujarnya.
Menurut dia, ada beberapa alasan mengapa pihaknya melakukan transformasi di Pelabuhan Paotere. Yakni untuk meminimalkan kondisi crowded maupun keamanan di Pelabuhan Paotere.
Khusus untuk instansi terkait yang berada di area Pelabuhan Paotere, lanjut dia, perlakuannya akan sama dengan di Pelabuhan Soekarno. Dalam hal ini terlebih dahulu didaftar dan diajukan secara tertulis kepada Pelindo agar mendapatkan kartu sebagai akses masuk di area Pelabuhan Paotere.
Suhadi juga menambahkan bahwa pihaknya beberapa waktu lalu telah melakukan pembahasan terkait Pelabuhan Paotere dengan Pemerintah Kota Makassar, dalam hal ini Wali Kota Makassar, Moh. Ramdhan Pomanto.
"Hasil pembahasan dengan Pak Wali Kota terkait dengan destinasi wisata, diharapkan bahwa ke depan Pelabuhan Paotere akan sama dengan Pelabuhan Sunda Kelapa," jelasnya.
Karena itu, pada 31 Mei - 2 Juni 2023 telah dilakukan proses pengambilan gambar untuk film dokumenter seputar budaya dan pendidikan oleh Arte 360’ dari Jerman, mengenai pembuatan kapal phinisi dan kapal kayu di Sulawesi Selatan yang dimulai dari Tanah Beru di Bulukumba sampai di Pelabuhan Paotere Makassar.
Selain itu, akan dibuat photo spot dan miniatur yang bernuansa atau berlatar belakang phinisi, sehingga memiliki daya tarik tersendiri khususnya bagi wisatawan.
Untuk itu lanjut Suhadi, Pelindo Regional 4 Makassar akan membenahi Pelabuhan Paotere mulai dari tenant, untuk kearifan lokal dalam rangka memberdayakan usaha kecil dan menengah (UKM).