Palopo, Sulsel (ANTARA Sulsel) - Belum adanya konfirmasi dari Departemen Agama mengenai status aliran kepercayaan Baha'i membuat Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat (Pakem) belum bertindak.

Ketua Pakem, Chaerul Amir saat dikonfirmas, di Palopo, Rabu, mengatakan, dari hasil pertemuan beberapa pekan lalu, pihaknya mengambil kesimpulan kalau Bahai itu adalah organisasi.

Hal itu tentunya dengan dasar surat keputusan Presiden yang menyebutkan kalau Bahai itu organisasi, bukan agama. Surat keputusan itu ditandatangani oleh Presiden RI Abdurrahman Wahid (Gusdur).

"Dalam surat itu jelas, kalau Bahai adalah organisasi, bukan agama," tegas Chaerul yang juga menjabat sebagai kepala Kejari Palopo.

Berdasarkan surat keputusan itu, Departemen Agama melakukan klarifikasi apakah Bahai itu adalah agama atau organisasi. Karena jika Bahai adalah agama maka mau tidak mau, Pakem akan melakukan tindakan.

Itupun harus dengan koordinasi Pakem pusat. Menurut Chaerul, koordinasi itu dilakukan mengingat Bahai sudah ada di beberapa wilayah di Indonesia, termasuk Makassar.

"Kecuali Walikota Palopo yang melakukan tindakan langsung," kata Chaerul.

Sebelumnya, masyarakat Kota Palopo, mulai resah tentang adanya aliran kepercayaan bernama Baha'i yang sudah masuk ke kota itu.

Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Palopo, Syarifuddin Daud, meminta kepada umat Islam agar mewaspadai aliran "Agama Baha'i". Menurutnya Aliran itu dinilai sesat dan melanggar ketentuan dan ajaran Islam.

Syarifuddin mengaku, berdasarkan hasil investigasi MUI Palopo, pengikut aliran tersebut sudah banyak pada wilayah kelurahan Songka, dan beberapa kelurahan lainnya di Palopo. Sayangnya, MUI tidak tahu pasti jumlah kepala keluarga yang menjadi pengikut agama sesat tersebut.

"Hasil investigasi teman-teman di lapangan memang ajaran ini sudah mulai masuk di kota Palopo, tapi jumlah pengikutnya saat ini belum bisa dipastikan," katanya.

Syarifuddin mengatakan, pengikut aliran sesat tersebut kebanyakan adalah warga transmigran. Aliran itu pernah ada di Palopo lima tahun yang lalu.

Waktu itu, warga transmigrasi dari pulau jawa mulai masuk ke Palopo. Pemimpin aliran tersebut pernah di usir, dan muncul kembali di Palopo dua tahun terakhir.

"Dulu pemimpinnya sempat kita usir dari Palopo, tapi tidak tahu mengapa bisa kembali, jangan sampai ada pihak luar yang mendanai aliran sesat ini," jelasnya.

Pemimpin aliran Baha'i ini bernama Mirza Ali Muhammad. Aliran ini kemudian tumbuh dan berkembang di 253 Negara melalui Baha'i International Community (BIC). Dan mulai masuk ke Indonesia pada 1878.

(T.PK-MH/S016)

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2025