Jakarta (ANTARA) - Belakangan ini muncul rumor yang menyebutkan Lionel Messi tak akan turut serta tim nasional Argentina melawat Indonesia guna menjalani laga persahabatan pada 19 Juni.
Salah satu yang mengungkapkan hal ini adalah laman berita Vermouth Deportivo yang melaporkan bahwa timnas Argentina mungkin akan datang ke Indonesia tanpa diperkuat Messi.
Alasannya, Messi membutuhkan libur panjang sebelum bergabung dengan klub barunya di Amerika Serikat, Inter Miami.
Alasan yang masuk akal, kendati Inter Miami baru akan bermain lagi 2 Juli mendatang, menghadapi Austin FC.
Rentang waktu antara 19 Juni dan 2 Juli, sebenarnya cukup panjang sehingga menyisihkan waktu barang dua tiga hari lagi, agaknya tak akan menyita waktu berlibur Messi.
Belum ada yang bisa memastikan kabar ini benar atau tidak, termasuk federasi sepak bola Argentina yang sampai kini belum berkata apa-apa soal Messi itu kepada PSSI.
Tapi yang pasti, dengan datang ke Indonesia, Messi bakal mendapatkan manfaat lebih banyak, ketimbang urung datang ke Indonesia.
Kemanfaatan ini pastinya bukan soal uang dan popularitas, yang mungkin sudah tak diperlukan lagi oleh Messi.
Walaupun di masa lalu hanya entitas sepak bola berkantong tebal yang bisa meluluhkan hati Messi, salah satu pesepak bola terbaik sepanjang masa itu bukanlah orang yang menganggap uang dan popularitas di atas segalanya.
Buktinya, dia menampik pinangan klub Al Hilal dari Liga Arab Saudi dan Barcelona dari Liga Spanyol.
Padahal jumlah uang yang ditawarkan Al Hilal sangatlah fantastis yang bisa membuat Messi menjadi pesepak bola termahal bukan saja saat ini, tetapi juga mungkin sepanjang masa.
Dia juga menampik tawaran Barcelona, padahal klub ini selalu menjadi dambaan pesepakbola top di dunia, selain menjadi jaminan untuk kejayaan dan popularitas.
Messi justru memilih liga yang pernah menjadi pilihan legenda sepak bola lainnya, Pele.
Kedua legenda sepak bola dunia itu sama-masa memilih Amerika Serikat, karena kecintaan dan dedikasi kepada sepak bola.
Amerika Serikat adalah negara besar, tapi bukan negara sepak bola.
Namun, bagi orang-orang seperti Pele dan Messi, mengubah lingkungan yang tidak mencintai sepak bola, menjadi lebih mencintai sepak bola, jelas lebih menantang dan lebih menggairahkan.
Ini juga berkaitan dengan dedikasi besar kepada sepak bola, bahwa olah raga ini harus sama ramainya dimainkan di bagian mana pun di dunia ini, karena manfaatnya yang lebih dari sekadar olahraga dan sepak bola.
Demi jadi orang baik
Sebaliknya, bagi Amerika Serikat dan Major League Soccer (MLS), Messi adalah anugerah.
Dia akan menjadi magnet dan inspirasi yang membuat semakin banyak anak bangsa di Negara Paman Sam jatuh hati untuk kemudian mencintai dan memainkan sepak bola.
"Saya yakin Leo akan mengubah liga di Amerika Serikat. Saya yakin liga itu akan semakin populer lagi," kata Neymar, sahabat dan rekan se-klub Leo Messi di Barcelona dan Paris Saint Germain.
Pele telah melakukan hal semacam itu di masa lalu.
Pele telah memberi warna lain yang lebih cerah nan positif untuk sepak bola Amerika Serikat, yang menjadi fondasi untuk wajah sepak bola negeri itu saat ini yang lebih populer.
Untuk alasan di luar uang dan kejayaan itu pula Messi akan jauh lebih baik turut serta bersama Albiceleste menjajal Indonesia dalam laga persahabatan 19 Juni.
Pergi ke Indonesia adalah juga tentang sesuatu yang melebihi uang dan popularitas.
Pergi ke Indonesia adalah tentang sepak bola, tentang bagaimana sepak bola semakin besar dan semakin luas dinikmati, yang pastinya menjadi juga kepedulian Messi.
Lebih penting lagi adalah ini tentang inspirasi dari seorang superstar untuk bagian dunia yang begitu dalam mencintai sepak bola dan menginginkan ekosistem sepak bola yang semakin baik dan bagus.
Tak mungkin superstar seperti Messi mengabaikan aspirasi semulia itu.
Sebaliknya, Messi pastinya peduli kepada peran yang membuatnya menjadi inspirasi untuk jutaan orang Indonesia yang mendamba sepak bola yang lebih baik.
Dengan datang ke Indonesia, dia tak hanya akan menjadi inspirasi untuk para pemain sepak bola Indonesia, tetapi juga anak-anak, kaum muda dan para penggemar sepak bola yang jumlahnya puluhan juta, atau bahkan seratusan juta lebih.
Hidup Leo Messi sendiri berkaitan dengan inspirasi, tentang berjuang, optimis, tak patah arang, dan komitmen total kepada sepak bola.
Energi positif seperti itu pula yang membuat dia akhirnya mengangkat trofi Piala Dunia dan Copa America dalam usia yang tak muda lagi bagi seorang pesepak bola.
Pada akhirnya dia mungkin tak lagi menginginkan trofi atau predikat terhebat.
Dia pernah berkata, "Saya lebih peduli menjadi orang baik ketimbang menjadi pesepak bola terbaik di dunia. Manakala nanti saya mesti pensiun, saya ingin dikenang sebagai orang baik".
Indonesia adalah salah satu dari sejuta tempat yang bisa membuat Messi dikenang sebagai orang baik itu, yakni orang yang menjadi ilham bagi yang lain untuk menjadi lebih baik.
Jadi, datanglah ke Indonesia, Messi, demi berbagi pengalaman baik, kegembiraan, kegairahan, dan harapan, seperti umum diberikan oleh orang baik.
Editor: Junaydi Suswanto
Berita ini juga telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Tetaplah datang ke Indonesia, Messi
Salah satu yang mengungkapkan hal ini adalah laman berita Vermouth Deportivo yang melaporkan bahwa timnas Argentina mungkin akan datang ke Indonesia tanpa diperkuat Messi.
Alasannya, Messi membutuhkan libur panjang sebelum bergabung dengan klub barunya di Amerika Serikat, Inter Miami.
Alasan yang masuk akal, kendati Inter Miami baru akan bermain lagi 2 Juli mendatang, menghadapi Austin FC.
Rentang waktu antara 19 Juni dan 2 Juli, sebenarnya cukup panjang sehingga menyisihkan waktu barang dua tiga hari lagi, agaknya tak akan menyita waktu berlibur Messi.
Belum ada yang bisa memastikan kabar ini benar atau tidak, termasuk federasi sepak bola Argentina yang sampai kini belum berkata apa-apa soal Messi itu kepada PSSI.
Tapi yang pasti, dengan datang ke Indonesia, Messi bakal mendapatkan manfaat lebih banyak, ketimbang urung datang ke Indonesia.
Kemanfaatan ini pastinya bukan soal uang dan popularitas, yang mungkin sudah tak diperlukan lagi oleh Messi.
Walaupun di masa lalu hanya entitas sepak bola berkantong tebal yang bisa meluluhkan hati Messi, salah satu pesepak bola terbaik sepanjang masa itu bukanlah orang yang menganggap uang dan popularitas di atas segalanya.
Buktinya, dia menampik pinangan klub Al Hilal dari Liga Arab Saudi dan Barcelona dari Liga Spanyol.
Padahal jumlah uang yang ditawarkan Al Hilal sangatlah fantastis yang bisa membuat Messi menjadi pesepak bola termahal bukan saja saat ini, tetapi juga mungkin sepanjang masa.
Dia juga menampik tawaran Barcelona, padahal klub ini selalu menjadi dambaan pesepakbola top di dunia, selain menjadi jaminan untuk kejayaan dan popularitas.
Messi justru memilih liga yang pernah menjadi pilihan legenda sepak bola lainnya, Pele.
Kedua legenda sepak bola dunia itu sama-masa memilih Amerika Serikat, karena kecintaan dan dedikasi kepada sepak bola.
Amerika Serikat adalah negara besar, tapi bukan negara sepak bola.
Namun, bagi orang-orang seperti Pele dan Messi, mengubah lingkungan yang tidak mencintai sepak bola, menjadi lebih mencintai sepak bola, jelas lebih menantang dan lebih menggairahkan.
Ini juga berkaitan dengan dedikasi besar kepada sepak bola, bahwa olah raga ini harus sama ramainya dimainkan di bagian mana pun di dunia ini, karena manfaatnya yang lebih dari sekadar olahraga dan sepak bola.
Demi jadi orang baik
Sebaliknya, bagi Amerika Serikat dan Major League Soccer (MLS), Messi adalah anugerah.
Dia akan menjadi magnet dan inspirasi yang membuat semakin banyak anak bangsa di Negara Paman Sam jatuh hati untuk kemudian mencintai dan memainkan sepak bola.
"Saya yakin Leo akan mengubah liga di Amerika Serikat. Saya yakin liga itu akan semakin populer lagi," kata Neymar, sahabat dan rekan se-klub Leo Messi di Barcelona dan Paris Saint Germain.
Pele telah melakukan hal semacam itu di masa lalu.
Pele telah memberi warna lain yang lebih cerah nan positif untuk sepak bola Amerika Serikat, yang menjadi fondasi untuk wajah sepak bola negeri itu saat ini yang lebih populer.
Untuk alasan di luar uang dan kejayaan itu pula Messi akan jauh lebih baik turut serta bersama Albiceleste menjajal Indonesia dalam laga persahabatan 19 Juni.
Pergi ke Indonesia adalah juga tentang sesuatu yang melebihi uang dan popularitas.
Pergi ke Indonesia adalah tentang sepak bola, tentang bagaimana sepak bola semakin besar dan semakin luas dinikmati, yang pastinya menjadi juga kepedulian Messi.
Lebih penting lagi adalah ini tentang inspirasi dari seorang superstar untuk bagian dunia yang begitu dalam mencintai sepak bola dan menginginkan ekosistem sepak bola yang semakin baik dan bagus.
Tak mungkin superstar seperti Messi mengabaikan aspirasi semulia itu.
Sebaliknya, Messi pastinya peduli kepada peran yang membuatnya menjadi inspirasi untuk jutaan orang Indonesia yang mendamba sepak bola yang lebih baik.
Dengan datang ke Indonesia, dia tak hanya akan menjadi inspirasi untuk para pemain sepak bola Indonesia, tetapi juga anak-anak, kaum muda dan para penggemar sepak bola yang jumlahnya puluhan juta, atau bahkan seratusan juta lebih.
Hidup Leo Messi sendiri berkaitan dengan inspirasi, tentang berjuang, optimis, tak patah arang, dan komitmen total kepada sepak bola.
Energi positif seperti itu pula yang membuat dia akhirnya mengangkat trofi Piala Dunia dan Copa America dalam usia yang tak muda lagi bagi seorang pesepak bola.
Pada akhirnya dia mungkin tak lagi menginginkan trofi atau predikat terhebat.
Dia pernah berkata, "Saya lebih peduli menjadi orang baik ketimbang menjadi pesepak bola terbaik di dunia. Manakala nanti saya mesti pensiun, saya ingin dikenang sebagai orang baik".
Indonesia adalah salah satu dari sejuta tempat yang bisa membuat Messi dikenang sebagai orang baik itu, yakni orang yang menjadi ilham bagi yang lain untuk menjadi lebih baik.
Jadi, datanglah ke Indonesia, Messi, demi berbagi pengalaman baik, kegembiraan, kegairahan, dan harapan, seperti umum diberikan oleh orang baik.
Editor: Junaydi Suswanto
Berita ini juga telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Tetaplah datang ke Indonesia, Messi