Makassar (ANTARA) - Kepala Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Sulawesi Selatan (Sulsel) Supendi menyebutkan, penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Sulsel hingga akhir Mei 2023 telah mencapai Rp4,6 triliun untuk 93.350 debitur.

“Pencairan sudah mencapai Rp4,6 triliun dengan total 93.350 debitur. Kalau dari bulan sebelumnya ada peningkatan sekitar 30 ribu debitur dengan penyaluran Rp3 triliun,” ujarnya saat dikonfirmasi di Makassar, Sulsel, Jumat.

Supendi mengatakan, sektor usaha pertanian, perburuan, dan kehutanan serta perdagangan besar dan eceran masih menjadi sektor terbesar penyaluran KUR.

Kemudian disusul bidang pengabdian masyarakat, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya; industri pengolahan; penangkapan ikan; serta menyediakan akomodasi dan menyediakan makanan dan minuman.

Selanjutnya sektor transportasi pergudangan dan komunikasi; real estat, bisnis persewaan, dan layanan bisnis; konstruksi; pelayanan kesehatan dan kegiatan sosial; layanan pendidikan; serta jasa pertambangan dan penggalian.

Sektor usaha pertanian, perburuan, dan kehutanan menyalurkan Rp2,07 triliun dan sektor pergudangan besar dan ritel Rp1,6 triliun.

Selanjutnya, sektor sosial, budaya, hiburan, dan jasa perorangan lainnya Rp353,83 miliar dan industri pengolahan Rp213,87 miliar.

Sektor perikanan mendapat Rp207,6 miliar, sektor akomodasi dan makan Rp118,5 miliar.

Secara berturut-turut, sektor pengangkutan, pergudangan, dan komunikasi menyalurkan Rp45,52 miliar, sektor real estate, usaha persewaan, dan jasa perusahaan menyalurkan Rp23,81 miliar.

Sektor konstruksi mendapat Rp7,80 miliar, jasa kesehatan dan kegiatan sosial Rp7 miliar, jasa pendidikan Rp1 miliar dengan 10 debitur dan jasa pertambangan dan penggalian Rp710 juta untuk tiga debitur.

“Kalau bank penyalur yang paling banyak menyalurkan yaitu BRI Rp3,8 triliun, disusul Bank Mandiri Rp474 miliar, BNI Rp159,04 miliar, Bank Syariah Indonesia (BSI) Rp. 54,61 miliar dan lainnya Rp 132 miliar,” katanya.

Salah satu pengguna KUR, Angel, pelaku UKM kerajinan kain tenun khas Toraja, menyatakan pinjaman KUR yang didapat dari BRI menjadi modal untuk mengembangkan usahanya.

Bagi Angel, modal ventura merupakan salah satu penentu berkembangnya usaha, sekaligus membuka peluang bagi pelaku UKM untuk terus mengembangkan usahanya.

Sebagai pelaku UKM binaan BRI, kepercayaan perbankan kepadanya bukan tanpa alasan. Angel membuktikan bahwa konstruksi yang diberikan BRI sangat bermanfaat melalui berbagai karya yang dihasilkan.

“Syukurlah karena pinjaman ini bisa menambah pembelian bahan, sehingga kami bisa membuat kerajinan lagi dan memasarkannya,” ujar perempuan berusia 59 tahun ini.

Sebagai pengrajin, Angle berhasil membukukan pendapatan sekitar Rp12 juta per bulan dengan omzet Rp20 juta per bulan. Sedangkan di bulan lain, penghasilannya berkisar Rp8-10 juta per bulan.

Pewarta : Muh Hasanuddin
Editor : Redaktur Makassar
Copyright © ANTARA 2024