Jakarta (ANTARA) - Pebalap veteran asal Inggris Mark Cavendish harus memupus mimpinya menyalip rekor kemenangan etape Tour de France setelah ia terjatuh pada etape 8 yang dimenangi oleh Mads Pedersen asal Denmark, Sabtu.
Cavendish harus dibawa ambulans lebih dini pada hari itu sebelum Pedersen memenangi sprint menuju finis di depan duet Belgia Jasper Philipsen dan Wout van Aert di Limoges, kota di bagian tengah Prancis.
Pedersen yang mantan juara dunia itu menyayangkan tersingkirnya Cavendish yang saat ini menyamai rekor 34 kemenangan etape milik pebalap Belgia Eddy Merckx.
"Menyedihkan melihat legenda seperti dia mengakhiri Tour seperti itu," kata pebalap 27 tahun dari tim Trek-Segafredo itu seperti dikutip AFP.
Cavendish (38) yang spesialis sprint harus menyudahi perjuangannya di Tour menyusul dugaan keretakan tulang selangka ketika terjatuh pada 60km sebelum finis.
Pebalap tim Astana itu tetap mengayuh sepedanya beberapa menit berselang dengan kesakitan setiap kali ia menyentuh bahu kanannya.
Cavendish, yang bakal pensiun pada akhir musim 2023, tak dapat menyembunyikan kesedihannya ketika tim dokter menutup pintu ambulans dan penyelenggara kemudian mengumumkan ia mundur dari ajang balap sepeda paling bergengsi di dunia itu.
"Ada kecelakaan di depan kami dan Cav harus mengerem karena seseorang berganti jalur," kata pebalap Italia Gianni Moscon yang berada di belakang Cavendish ketika ia jatuh.
"Dia menabrak ban belakang pebalap di depannya dan terjatuh."
Tabrakan lain terjadi pada 5km jelang garis finis ketika seorang penonton lansia terlalu menjorok ke lintasan dan menyebabkan Mikel Landa dan Simon Yates terjungkal ke aspal.
Pada klasemen umum pebalap Jonas Vingegaard masih memegang kendali dan kaus kuning, unggul 25 detik atas Tadej Pogacar. Kedua pebalap itu akan kembali berduel di tanjakan gunung berapi Puy de Dome pada etape 9.
"Sangat sedih mendengar berita itu," kata juara bertahan Vingegaard terhadap Cavendish.
Sedangkan Pogacar mengingatkan betapa bahayanya balap sepeda dan mengatakan seluruh pebalap sedih melihat Cavendish pulang lebih awal.
"Setiap orang ingin melihat dia memenangi satu etape lagi," kata pebalap Slovenia itu.
"Dia dalam kondisi yang baik apabila Anda melihat dia kemarin sangat ketat," kata Pogacar, yang semasa muda mengidolakan Cavendish.
Pada Minggu, peloton akan kembali menjalani rute pegunungan yang diprediksi menjadi arena duel Pogacar dan juara bertahan Vingegaard.
Lintasan menuju Puy de Dome dipandang sebagai etape paling menantang, melihat pengalaman beberapa Tour sebelumnya, karena memiliki tanjakan sejauh 13km di mana 4km di antaranya pada gradien 12 persen.
Cavendish harus dibawa ambulans lebih dini pada hari itu sebelum Pedersen memenangi sprint menuju finis di depan duet Belgia Jasper Philipsen dan Wout van Aert di Limoges, kota di bagian tengah Prancis.
Pedersen yang mantan juara dunia itu menyayangkan tersingkirnya Cavendish yang saat ini menyamai rekor 34 kemenangan etape milik pebalap Belgia Eddy Merckx.
"Menyedihkan melihat legenda seperti dia mengakhiri Tour seperti itu," kata pebalap 27 tahun dari tim Trek-Segafredo itu seperti dikutip AFP.
Cavendish (38) yang spesialis sprint harus menyudahi perjuangannya di Tour menyusul dugaan keretakan tulang selangka ketika terjatuh pada 60km sebelum finis.
Pebalap tim Astana itu tetap mengayuh sepedanya beberapa menit berselang dengan kesakitan setiap kali ia menyentuh bahu kanannya.
Cavendish, yang bakal pensiun pada akhir musim 2023, tak dapat menyembunyikan kesedihannya ketika tim dokter menutup pintu ambulans dan penyelenggara kemudian mengumumkan ia mundur dari ajang balap sepeda paling bergengsi di dunia itu.
"Ada kecelakaan di depan kami dan Cav harus mengerem karena seseorang berganti jalur," kata pebalap Italia Gianni Moscon yang berada di belakang Cavendish ketika ia jatuh.
"Dia menabrak ban belakang pebalap di depannya dan terjatuh."
Tabrakan lain terjadi pada 5km jelang garis finis ketika seorang penonton lansia terlalu menjorok ke lintasan dan menyebabkan Mikel Landa dan Simon Yates terjungkal ke aspal.
Pada klasemen umum pebalap Jonas Vingegaard masih memegang kendali dan kaus kuning, unggul 25 detik atas Tadej Pogacar. Kedua pebalap itu akan kembali berduel di tanjakan gunung berapi Puy de Dome pada etape 9.
"Sangat sedih mendengar berita itu," kata juara bertahan Vingegaard terhadap Cavendish.
Sedangkan Pogacar mengingatkan betapa bahayanya balap sepeda dan mengatakan seluruh pebalap sedih melihat Cavendish pulang lebih awal.
"Setiap orang ingin melihat dia memenangi satu etape lagi," kata pebalap Slovenia itu.
"Dia dalam kondisi yang baik apabila Anda melihat dia kemarin sangat ketat," kata Pogacar, yang semasa muda mengidolakan Cavendish.
Pada Minggu, peloton akan kembali menjalani rute pegunungan yang diprediksi menjadi arena duel Pogacar dan juara bertahan Vingegaard.
Lintasan menuju Puy de Dome dipandang sebagai etape paling menantang, melihat pengalaman beberapa Tour sebelumnya, karena memiliki tanjakan sejauh 13km di mana 4km di antaranya pada gradien 12 persen.