Penajam (ANTARA) -
Bendungan Sepaku Semoi sebagai infrastruktur pendukung Kota Nusantara, selain untuk menampung air dalam jumlah besar, juga bakal dilengkapi kawasan wisata yang terbuka untuk umum.

Pembangunan Bendungan Sepaku Semoi itu untuk mencukupi kebutuhan air bersih dan bermanfaat sebagai pengendali banjir di Kota Nusantara, bakal Ibu Kota baru Indonesia.

Sampai saat ini pengerjaan pembangunan konstruksi atau tubuh bendungan masih terus dilakukan. Ditargetkan pengisian Bendungan Sepaku Semoi pada Agustus 2023.

Bendungan Kota Nusantara yang mulai dibangun pada 2021 tersebut direncanakan diresmikan pada Oktober 2023.

Saat ini pengerjaannya yang masih tersisa terus dilakukan, ujar Kepala Satuan Tugas Pembangunan Bendungan Sepaku Semoi Badan Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan IV Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Zulaidi. Progres pembangunan bendungan secara keseluruhan mencapai 92,7 persen.

Bendungan Sepaku Semoi dibangun di sebagian wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur, yakni Kecamatan Sepaku, tersebut terkendala cuaca ekstrem.

"Hujan, kalau pagi kabut tebal, serta perubahan iklim membuat air tinggi sehingga pengerjaan penimbunan tidak bisa maksimal," ujarnya.

Meski ada kendala, pihaknya menargetkan pada Agustus 2023 selesai, kemudian dilanjutkan dengan pengisian bendungan.

Setelah bendungan terisi air, Presiden Joko Widodo dijadwalkan melakukan peresmian infrastruktur pendukung Ibu Kota Nusantara (IKN) itu pada Oktober 2023.

Pembangunan Bendungan Sepaku Semoi di
Kecamatan Sepaku tersebut ditangani Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dengan menelan biaya lebih kurang Rp556 miliar.

Wilayah Kecamatan Sepaku yang masuk dalam proyek pembangunan untuk konstruksi bendungan meliputi Desa Tengin Baru dan Sukomulyo. Kemudian wilayah Desa Argomulyo terkena proyek pembangunan untuk areal genangan bendungan.

Luas Bendungan Sepaku Semoi mencapai 378 hektare yang terbagi untuk konstruksi atau badan bendungan 10 hektare dan 280 hektare genangan serta 88 hektare untuk fasilitas penunjang dan taman (landscape).

Bendungan penunjang penyediaan air bersih IKN itu diproyeksikan memiliki daya tampung sekitar 10 juta meter kubik dengan debit air Sungai Tengin Baru sekira 2.400 liter per detik.

Bendungan Sepaku Semoi juga bakal dijadikan daerah pariwisata waduk dan konversi Daerah Aliran Sungai Tengin Baru di Kecamatan Sepaku.

Fungsi utama bendungan adalah untuk area khusus, tetapi di area Bendungan Sepaku Semoi dibuatkan kawasan tertentu untuk umum yang dapat menjadi kunjungan wisata.

Kawasan bersifat umum yang dibuat di area bendungan, di antaranya pintu gerbang utama, kawasan pohon kehidupan, serta aviari (bangunan kandang berukuran besar), dan lainnya.

Kandang berukuran besar tersebut bakal dihuni sejumlah fauna endemik atau hewan yang hidup di Kalimantan Timur, seperti burung enggang dan bekantan.

Kemudian sekitar 30 persen dari 378 hektare luas areal Bendungan Sepaku Semoi dijadikan ruang terbuka hijau dengan ditanami pohon peneduh dan pohon produktif (buah-buahan).

Pohon peneduh yang bakal ditanam, seperti trembesi, bambu, dan lainnya, sedangkan pohon buah-buahan di antaranya nangka, cempedak, alpukat, rambutan, serta durian.

Dua kawasan bersifat umum di areal bendungan itu bisa dijadikan untuk dikunjungi wisatawan.


Pasokan air bersih IKN

Pembangunan pengambil air (intake) di wilayah Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur, sebagai penunjang pasokan air bersih IKN telah rampung pengerjaan pada April 2023.

Pembangunan intake itu memanfaatkan Sungai Sepaku dengan menelan dana lebih kurang Rp344 miliar tersebut dan memiliki debit 3.000 liter per detik.

"1Pengerjaan pembangunan pengambil air guna memenuhi kebutuhan air bersih IKN sudah selesai, tinggal penataan taman," jelas Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Jarot Widyoko.

Air baku di Ibu Kota itu salah satunya dipasok dari Sungai Sepaku, yang didesain bisa diminum langsung dari keran.

Instalasi air baku untuk menghasilkan air yang dapat langsung diminum dari keran, juga dibangun sebagai pendukung intake Sepaku.

Intake Sungai Sepaku berbeda dengan pemasok air baku bagi Kota Nusantara lainnya karena pengambilan air dilakukan dengan dasar sungai ditinggikan kemudian air dialirkan menuju rumah pompa.

Sebelum air masuk ke rumah pompa akan dibersihkan terlebih dahulu dari lumpur lalu dialirkan ke instalasi pengolahan air kemudian dialirkan melalui jaringan pipa menuju IKN.

Intake Sungai Sepaku dibangun dengan konsep bendung gerak dan memiliki lebar bendung 117,2 meter dan tinggi bendung 2,3 meter.

Pembangunan Intake Sepaku itu juga sebagai penunjang penyediaan air baku di IKN.


Siapkan air baku

Kementerian PUPR terus menyiapkan rencana untuk menyiapkan menyiapkan ketersediaan kebutuhan air baku bagi penduduk Kota Nusantara.

Kementerian PUPR telah menyusun rencana
penyediaan kebutuhan air baku IKN hingga tahun 2100.

Pembangunan Bendungan Sepaku Semoi yang saat ini dikerjakan memiliki kapasitas 2.500 liter per detik dibagi untuk menyediakan air baku Kota Nusantara 2.000 liter per detik dan Kota Balikpapan 500 liter per detik.

Kemudian intake Sungai Sepaku yang telah terbangun dengan kapasitas 3.000 liter per detik juga untuk ketersediaan air baku IKN.

Dengan adanya Bendungan Sepaku Semoi dan Intake Sungai Sepaku, menurut dia, penyediaan air baku IKN seiring dengan pertumbuhan penduduk diprediksi cukup hingga 2035.

Pada 2030, Kementerian PUPR bakal memulai membangun Bendungan Batu Lepek dengan kapasitas 5.000 liter per detik untuk menambah pasokan air baku kawasan IKN.

"Kami rencanakan bangun Bendungan Batu Lepek pada 2030 dan selesai pada 2035," ujar dia.

Seiring perkembangan dan pertambahan penduduk diprediksi Bendungan Batu Lepek tersebut mampu mencukupi kebutuhan air baku Kota Nusantara hingga 2045.

Kementerian PUPR kembali bakal membangun Bendungan Selamayu dengan kapasitas 3.950 liter per detik pada 2040, yang mampu bertahan menyediakan air baku kawasan Kota Nusantara sampai 2060.

Dari perencanaan yang telah disusun, kata Jarot Widyoko, ketersediaan air baku IKN disiapkan hingga 2100 dengan melakukan pembangunan beberapa bendungan, dan intake lainnya.

Sejumlah tampungan air yang sudah ada di wilayah Provinsi Kalimantan Timur, juga bisa dimanfaatkan untuk menyediakan pasokan air baku kawasan IKN.

Pembangunan Kota Nusantara sebagai Ibu Kota Indonesia hingga serang ini masih terus berlangsung.

Pembangunan Kota Nusantara ada yang dikerjakan mulai September 2022 dan ada yang dimulai pada Januari 2023.

Sejumlah pembangunan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Nusantara (IKN) itu, di antaranya Istana dan Kantor Presiden, Plaza Seremoni (lapangan upacara), kementerian koordinator (Kemenko) yang terdiri gedung satu, dua, tiga, dan empat, serta tapak rumah dinas menteri.

Kemudian sejumlah infrastruktur jalan Sumbu Kebangsaan Barat dan Sumbu Kebangsaan Timur, sejumlah embung dan IPAL (instalasi air limbah) juga dalam tahap pengerjaan.

Pembangunan gedung dan infrastruktur lainnya di kawasan inti IKN sesuai kontrak kerja bakal rampung pada Juli 2024.

"Ditargetkan beberapa bangunan selesai Juli 2024 sehingga Agustus 2024 bisa dipakai upacara," ujar Kepala Otorita IKN Bambang Bambang Susantono.

Presiden Joko Widodo menginginkan Upacara Bendera Peringatan HUT Ke-79 Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 2024 berlangsung di depan Istana Presiden IKN.

Pengerjaan pembangunan Kota Nusantara dilakukan sejumlah badan usaha milik negara (BUMN), antara lain, PT Waskita Karya, PT Wijaya Karya (WIKA), PT Hutama Karya (HK), PT Adhi Karya, dan PT Pembangunan Perumahan (PP).

Sesuai rencana, semua bangunan di KIPP IKN tersebut langsung ditempati setelah rampung dibangun, agar keramaian di IKN Nusantara segera terwujud.

KIPP IKN menempati areal sekitar 900 hektare berada di sisi selatan kawasan IKN dengan kontur tanah berbukit-bukit.

Pembangunan Kota Nusantara bakal dilanjutkan dengan Istana Wakil Presiden RI, beberapa kantor kementerian, dan lembaga negara lainnya, serta fasilitas TNI dan Polri.

Bangunan lainnya yang akan dibangun selanjutnya yakni Plaza Kebangsaan, perumahan dan apartemen, hingga fasilitas esensial penunjang seperti pendidikan, kesehatan, tempat kebutuhan sehari-hari, dan tempat hiburan.

Pembangunan Kota Nusantara bakal dilakukan dalam kurun waktu lebih kurang 10 sampai 15 tahun, bukan hanya dua atau sampai lima tahun.

Kota Nusantara dibangun bukan hanya sebagai kota pemerintahan, juga sebagai kawasan teknologi, dan berbagai fasilitas yang berguna bagi masyarakat.

Kota Nusantara dibangun dengan mengusung konsep modern, kota pintar, serta ramah lingkungan. Desain IKN berbeda karena tidak meniru kota yang sudah ada.

"IKN merefleksikan ke-Indonesia-an, yang akan menumbuhkan peradaban baru dalam ekosistem kota yang layak huni dan dicintai," tegas Bambang Susantono.

Pewarta : Nyaman Bagus Purwaniawan
Editor : Redaktur Makassar
Copyright © ANTARA 2024