Mamuju (ANTARA Sulbar) - Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat, menyampaikan, jumlah penderita yang mengidap Human Immunodeficiency Virus dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) mencapai angka 18 orang.

"Ada 18 orang yang mengidap penyakit mematikan hingga sekarang ini. Dari 18 orang itu, empat diantaranya menderita AIDS dan telah meninggal dunia," kata Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Provinsi Sulbar Dr Muhammad Ihwan di Mamuju, Selasa.

Ia mengatakan, penderita HIV-AIDS di Sulbar tersebar pada empat dari enam kabupaten yang ada yakni di Mamuju, Mamuju Utara, Majene dan Kabupaten Polman.

"Kami tidak bisa memberikan data nama dan alaamat penderita. Yang pastinya, tersebar pada empat kabupaten itu," ungkapnya.

Ihwan menyampaikan, program penanganan penyakit HIV-AIDS ini periode Juli 2011 hingga Desember 2012 telah mendapat bantuan pembiayaan dari Global Fund (GF). Namun disesalkan, bantuan itu tidak berlanjut di tahun 2013 karena KPA (Komisi Perlindungan Aids) Sulbar tak mampu mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran senilai Rp100 juta di tahun 2012.

"Bantuan penaganan HIV-AIDS melalui Global Fund terpaksa dihentikan karena ulah KPA yang tak mampu mempertanggungjawabkannya. Imbasnya, tentu merugikan daerah karena sejatinya bantuan itu bisa berlanjut," ungkap Ihwan.

Namun demikian kata dia, pemerintah provinsi tetap memberikan dukungan anggaran penanggulangan HIV-AIDS melalui APBD tahun 2013.

"Tahun ini kita telah mendapatkan anggaran penanggulangan HIV-AIDS sebesar Rp250 juta. Dana ini diperuntukkan untuk kegiatan sosialisasi pelatihan dan penyuluhan terhadap petugas termasuk penyuluhan kepada anak-anak sekolah mapun THM (Tempat Hiburan Malam),"urainya.

Ia menuturkan, HIV/AIDS menyebar bukan hanya kepada warga yang memiliki perilaku menyimpang seperti hubungan seks bebas, tetapi juga bisa menular ke masyarakat biasa seperti ibu rumah tangga dan anak-anak termasuk bagi pengguna narkoba.

"Virus HIV/AIDS yang banyak ditularkan karena hubungan seks bebas bukan hanya mengancam mereka yang gemar melakukan perilaku menyimpang tetapi masyarakat biasa juga rentan mengidapnya jika tidak ada pencegahan dini," katanya.

Ihwan menbambahkan, Sulbar sebagai daerah berkembang sangat rentan menjadi daerah penyebaran virus HIV/AIDS sehingga pemerintah harus mewaspadainya. Daerah maju dan berkembang di Indonesia biasanya menjadi sasaran penyebaran virus HIV/AIDS, seiring munculnya praktik prostitusi.

"Tempat prostitusi paling rentan menjadi penyebaran virus HIV/AIDS karena penyebaran penyakit tersebut paling mudah melalui hubungan seks bebas dan berisiko. Masalah ini harus mendapat perhatian serius dengan membuat kebijakan anggaran untuk pencegahannya," katanya. ES Syafei

Pewarta : Aco Ahmad
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024