Tomohon (ANTARA Sulsel) - Aktivitas penambangan batu di lereng Gunung Lokon, Kota Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara, hingga saat ini masih normal walaupun terjadi letusan di kawah Tompaluan.

Berdasarkan pantauan Antara di Tomohon, Kamis, sejak pagi para penambang memasuki areal tambang, begitu juga dengan truk pengangkut material yang masih lalu-lalang dengan awaknya yang terlihat tanpa khawatir bencana.

Aktivitas serupa juga terjadi di beberapa perusahan pemecah batu di beberapa kilometer dari kawah Tompaluan yang memang masuk dalam radius bahaya letusan Gunung Lokon.

"Biasanya akan ada pemberitahuan ataupun penutupan sementara lokasi penambangan apabila terjadi peningkatan aktivitas vulkanik yang cukup signifikan. Informasi tersebut biasanya datang dari pemerintah kota," kata seorang sopir truk, Rudy.

Letusan yang terjadi sejak Senin (9/9) juga tak memengaruhi aktivitas pertanian yang berada tak jauh dari kawah. Petani masih bekerja seperti hari biasa antara lain menanam bunga dan sayuran beragam jenis.

"Yang membuat kami khawatir adalah debu letusan. Kalau jatuh di areal perkebunan, pertanian, maupun pembibitan bunga pasti sangat merugikan. Kalau hanya bunyi dentuman atau gemuruh, kami sepertinya sudah terbiasa," kata seorang petani setempat, Robby.

Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Lokon dan Mahawu Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Bandung di Kakaskasen, Farid Ruskanda Bina, mengatakan aktivitas vulkanik Gunung Lokon masih tinggi sehingga kegiatan masyarakat di radius bahaya letusan hendaknya dibatasi.

"Ini penting diperhatikan agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan ketika terjadi letusan. Karena selain mengeluarkan material debu, lontaran material pijar kadang menjangkau wilayah dalam radius bahaya," katanya.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi hingga saat ini masih menetapkan status siaga dengan radius bahaya 2,5 kilometer dari kawah Tompaluang.

Radius bahaya letusan sejauh 2,5 kilometer menjangkau areal pertanian, penambangan batu, dan operasional beberapa perusahan pemecah batu di kawasan tersebut. M.H. Atmoko

Pewarta : Karel A. Polakitan
Editor :
Copyright © ANTARA 2024