Makassar (ANTARA) - Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin menyelenggarakan konferensi internasional bahas tata kelola pemulihan lingkungan untuk mitigasi perubahan iklim.
"Besar harapan kami kegiatan ini bisa memberikan dampak yang positif bagi pengelolaan kehutanan dalam menghadapi mitigasi untuk perubahan iklim," kata Wakil Rektor Bidang Kemitraan, Inovasi, Kewirausahaan, dan Bisnis, Adi Maulanal, dalam keterangannya di Makassar, Kamis,
Pada seminar bertajuk "The 3rd Biennial Conference of Tropical Biodiversity (BCTB) 2023" itu ia mengatakan mitigasi dapat diatasi dengan pengelolaan sampah dan limbah, khususnya menurunkan emisi gas metana, serta pengelolaan bangunan dan lingkungan hemat energi.
Usai sambutan Wakil Rektor Bidang Kemitraan, Inovasi, Kewirausahaan dan Bisnis Unhas secara resmi membuka kegiatan Konferensi Internasional BCTB 2023.
Sementara itu narasumber dari Universitas Melbourne Australia Dr Christina Griffin menjelaskan mitigasi perubahan iklim merupakan tindakan untuk menghindari dan mengurangi emisi gas rumah kaca. Sementara adaptasi perubahan iklim adalah tindakan untuk menyesuaikan diri dengan konsekuensi perubahan iklim saat ini dan di masa depan.
“Berdasarkan penelitian yang telah kami lakukan cara petani kecil Kecamatan Maros dalam mengantisipasi dan beradaptasi dengan dampak perubahan iklim adalah melakukan perluasan infrastruktur, memperluas potensi wisata, dan menanam tanaman komoditas,” kata Christina.
Beberapa dampak perubahan iklim terhadap petani kecil pertanian yakni banjir yang menyebabkan gagal panen, pola cuaca yang kurang diprediksi, dan intrusi air asin ke sawah.
Hadir pula sebagai narasumber pada seminar itu perwakilan dari Universiti Teknologi MARA (UiTM Malaysia) Prof Ts. Mohd Nazip Suratman PhD, Zentrum für Marine Tropenforschung, Germany Prof Dr Martin Zimmer, Forest Environmental Sciences Universitas Kyushu Jepang Prof Dr Takahiro Fujiwara, dan Biostatistics and Ecology University of Western Australia Dr Peter Christiaan Speldewinde.
Baca juga: Mitigasi dan adaptasi perubahan iklim guna mendukung ketahanan pangan
"Besar harapan kami kegiatan ini bisa memberikan dampak yang positif bagi pengelolaan kehutanan dalam menghadapi mitigasi untuk perubahan iklim," kata Wakil Rektor Bidang Kemitraan, Inovasi, Kewirausahaan, dan Bisnis, Adi Maulanal, dalam keterangannya di Makassar, Kamis,
Pada seminar bertajuk "The 3rd Biennial Conference of Tropical Biodiversity (BCTB) 2023" itu ia mengatakan mitigasi dapat diatasi dengan pengelolaan sampah dan limbah, khususnya menurunkan emisi gas metana, serta pengelolaan bangunan dan lingkungan hemat energi.
Usai sambutan Wakil Rektor Bidang Kemitraan, Inovasi, Kewirausahaan dan Bisnis Unhas secara resmi membuka kegiatan Konferensi Internasional BCTB 2023.
Sementara itu narasumber dari Universitas Melbourne Australia Dr Christina Griffin menjelaskan mitigasi perubahan iklim merupakan tindakan untuk menghindari dan mengurangi emisi gas rumah kaca. Sementara adaptasi perubahan iklim adalah tindakan untuk menyesuaikan diri dengan konsekuensi perubahan iklim saat ini dan di masa depan.
“Berdasarkan penelitian yang telah kami lakukan cara petani kecil Kecamatan Maros dalam mengantisipasi dan beradaptasi dengan dampak perubahan iklim adalah melakukan perluasan infrastruktur, memperluas potensi wisata, dan menanam tanaman komoditas,” kata Christina.
Beberapa dampak perubahan iklim terhadap petani kecil pertanian yakni banjir yang menyebabkan gagal panen, pola cuaca yang kurang diprediksi, dan intrusi air asin ke sawah.
Hadir pula sebagai narasumber pada seminar itu perwakilan dari Universiti Teknologi MARA (UiTM Malaysia) Prof Ts. Mohd Nazip Suratman PhD, Zentrum für Marine Tropenforschung, Germany Prof Dr Martin Zimmer, Forest Environmental Sciences Universitas Kyushu Jepang Prof Dr Takahiro Fujiwara, dan Biostatistics and Ecology University of Western Australia Dr Peter Christiaan Speldewinde.
Baca juga: Mitigasi dan adaptasi perubahan iklim guna mendukung ketahanan pangan