Mamuju (ANTARA) - Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) Muhammad Idris meningkatkan pelibatan para pemuda pada pelestarian budaya di daerah itu, khususnya Budaya Sandeq.
"Para pemuda harus dilibatkan pada upaya pelestarian budaya, khususnya Lomba Perahu Sandeq (Sandeq Race)," kata Muhammad Idris pada Festival Sandeq Teluk Mandar 2023 di Pantai Kota Majene, Jumat.
Lomba segitiga perahu melalui Sandeq Student On Sandeq itu, kata Sekda, merupakan kegiatan yang dapat memicu pemuda melestarikan budaya, khususnya bagi para pelajar SMA/SMK di Kabupaten Majene dan Polewali Mandar.
"Kita bersyukur karena ini kesempatan pertama dan partisipasi aktif pertama dari SMA dan kita sudah menyelenggarakan Student on Sandeq ini," ujar Muhammad Idris.
Sandeq sebagai warisan budaya, kata dia, saat ini mengalami penurunan animo masyarakat dan jumlah Sandeq semakin berkurang.
"Sehingga, kelas on Sandeq ini menjadi sangat penting guna memastikan generasi kita sudah mengambil alih. Sebab kalau tidak, kita akan kehabisan ide dan tidak akan memperhatikan Sandeq," ujar Muhammad Idris.
Ke depan Pemprov Sulbar, kata dia, akan merumuskan bagaimana kegiatan berikutnya sekolah banyak yang terlibat, sekaligus menentukan sekolah yang memiliki minat yang sama.
"Berikutnya kita akan memetakan dan mendata sekolah mana yang memiliki keinginan sama, utamanya untuk menyelamatkan warisan budaya," ujar Muhammad Idris.
Sandeq adalah jenis perahu layar bercadik yang digunakan oleh nelayan dari Suku Mandar untuk melaut atau sebagai alat transportasi antar-pulau.
Dalam upaya melestarikan budaya bahari Suku Mandar tersebut, Dinas Pariwisata Provinsi Sulbar setiap tahunnya menggelar kegiatan wisata Sandeq Race.
"Para pemuda harus dilibatkan pada upaya pelestarian budaya, khususnya Lomba Perahu Sandeq (Sandeq Race)," kata Muhammad Idris pada Festival Sandeq Teluk Mandar 2023 di Pantai Kota Majene, Jumat.
Lomba segitiga perahu melalui Sandeq Student On Sandeq itu, kata Sekda, merupakan kegiatan yang dapat memicu pemuda melestarikan budaya, khususnya bagi para pelajar SMA/SMK di Kabupaten Majene dan Polewali Mandar.
"Kita bersyukur karena ini kesempatan pertama dan partisipasi aktif pertama dari SMA dan kita sudah menyelenggarakan Student on Sandeq ini," ujar Muhammad Idris.
Sandeq sebagai warisan budaya, kata dia, saat ini mengalami penurunan animo masyarakat dan jumlah Sandeq semakin berkurang.
"Sehingga, kelas on Sandeq ini menjadi sangat penting guna memastikan generasi kita sudah mengambil alih. Sebab kalau tidak, kita akan kehabisan ide dan tidak akan memperhatikan Sandeq," ujar Muhammad Idris.
Ke depan Pemprov Sulbar, kata dia, akan merumuskan bagaimana kegiatan berikutnya sekolah banyak yang terlibat, sekaligus menentukan sekolah yang memiliki minat yang sama.
"Berikutnya kita akan memetakan dan mendata sekolah mana yang memiliki keinginan sama, utamanya untuk menyelamatkan warisan budaya," ujar Muhammad Idris.
Sandeq adalah jenis perahu layar bercadik yang digunakan oleh nelayan dari Suku Mandar untuk melaut atau sebagai alat transportasi antar-pulau.
Dalam upaya melestarikan budaya bahari Suku Mandar tersebut, Dinas Pariwisata Provinsi Sulbar setiap tahunnya menggelar kegiatan wisata Sandeq Race.