Makassar (ANTARA) - Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan bersama Unicef mengantisipasi dan menangkal hoax terkait imunisasi rotavirus yang beberapa waktu lalu telah dicanangkan secara nasional oleh Kementerian Kesehatan RI di Kabupaten Pangkep, Sulsel.

Vaksin rotavirus adalah vaksin yang digunakan untuk melindungi anak dari infeksi rotavirus, penyebab utama diare berat pada anak kecil.

"Jadi saat ini kita coba melihat apakah ada tren kenaikan hoax pada vaksin rotavirus ini. kita juga mengantisipasi dan perlu memberikan edukasi ke masyarakat bahwa diare itu bukan hoax, diare itu real, kita semua pasti pernah alami diare, begitupun anak-anak," kata Kepala Kantor Perwakilan Dana Anak-anak PBB (UNICEF) Wilayah Sulawesi dan Maluku Henky Widjaja di Makassar, Senin.

Pada 2022, guna menanggulangi diare pada anak, pemerintah melaksanakan imunisasi rotavirus secara bertahap di 21 kabupaten dan kota di 18 provinsi dengan jumlah sasaran sebanyak 196.876 bayi.

Di Sulawesi Selatan, Kota Makassar menjadi wilayah dengan pelaksanaan uji coba imunisasi rotavirus pada 2022, sementara pemerintah melaksanakan program imunisasi nasional untuk memperluas jangkauan pelayanan imunisasi rotavirus di 2023.

"Dari masa uji coba tidak ada penolakan, masalah diare menjadi hal biasa bagi masyarakat tapi tentunya dengan adanya vaksin ini akan kelihatan, anak-anak yang divaksin itu risiko diarenya menurun," ujar Henky.

Henky mengemukakan bahwa diare juga berdampak pada status kesehatan anak yang berdampak pada terjadinya stunting. Anak yang sering mengalami diare dipastikan akan mengalami defisit zat gizi micro dan itu sangat berpengaruh pada pertumbuhan bayi di usia dini.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, diare menjadi penyakit terbesar kedua pada bayi di Indonesia, setelah penyakit pneumonia. Sementara persentasenya, hampir 10 persen dari kematian bayi di bawah satu tahun disebabkan karena diare.

Menurut Henky, masyarakat perlu diingatkan bahwa kematian pada bayi yang disebabkan karena diare tidak lepas dari sanitasi sang ibu. Sebab bayi ini masih berusia di bawah 11 bulan dan masih disusui.

"Jadi yang paling penting itu kita dukung gizi ibunya supaya bisa memberikan ASI eksklusif, karena anak di bawah satu tahun itu kita tidak anjurkan untuk di berikan makanan selain ASI," ujar dia.

Selanjutnya yang harus ditekankan, kata Henky ialah sanitasi, seperti menyediakan air bersih di rumah untuk kebutuhan cuci tangan bagi orang-orang yang memiliki anak-anak kecil karena kesehatan anak-anak sangat terpengaruh dari orang-orang yang ada di sekitarnya.

"Vaksin ini menyasar anak dengan usia 2, 3, dan 4 bulan. Kita usahakan agar vaksin ini bisa menjangkau sasaran dan stok vaksin dipastikan sesuai dengan target aman," ujarnya.

Pemprov Sulawesi Selatan menargetkan sebanyak 62.189 bayi di daerah itu memperoleh imunisasi rotavirus (RV) pada tahun ini. Sejak pencanangan secara nasional dilakukan enam hari lalu, capaian imunisasi rotavirus di Sulsel masih berada di angka 5,34 persen.

Sementara Plt Kepala Dinas Kesehatan Sulsel  Erwan Sulistyo menyebut pihaknya juga tengah menyiapkan informasi bagi masyarakat dalam mengantisipasi hoax, seperti tidak adanya ditemukan keluhan pada anak bayi yang telah lebih dulu menerima vaksin rotavirus di Makassar sebagai daerah uji coba di 2022.

Termasuk data nasional yang menunjukkan tidak adanya keluhan atau efek samping dari pelaksanaan imunisasi rotavirus di Indonesia.

Kolaborasi bersama Unicef dalam menangkal hoax juga menjadi salah satu upaya dalam menyukseskan imunisasi rotavirus guna mencegah terjadinya diare berat pada anak.

"Pelibatan Unicef dalam kerja-kerja pemerintah itu sangat luar biasa. Kita bersinergi dalam peningkatan imunisasi seperti imunisasi dasar lengkap, Sulsel menjadi peringkat kedua tertinggi nasional dan tidak lepas dari peran Unicef," ungkap dr Erwan.

Baca juga: Pemprov Sulsel targetkan puluhan ribu bayi peroleh imunisasi rotavirus

Pewarta : Nur Suhra Wardyah
Editor : Redaktur Makassar
Copyright © ANTARA 2024