Makassar (ANTARA) - Sineas-sineas lokal Makassar terus memproduksi berbagai film-film untuk menghiasi layar lebar termasuk film pendek yang ditampilkan di panggung Makassar International Eight Festival and Forum atau Makassar (F8).

Dua film yang mendapatkan sanjungan penonton yakni film berjudul Dua Arah dan Pa'Buritta berhasil memukau pengunjung di zona 1 area F8 Makassar, Jumat.

Film Dua Arah merupakan garapan Kareem Production. Film bergenre drama ini menceritakan dua tokoh utamanya yang memperdebatkan pilihan yang sangat rumit.

Film ini disutradarai oleh Muhammad Amin Rais yang juga bertindak sebagai penulis, sementara kursi produser diduduki oleh Daviraja Tajibarani.

Sementara itu, film Pa'Buritta yang diproduksi oleh Mijay Film bercerita tentang tradisi mengundang secara adat Bugis-Makassar yang mulai tergerus di tengah arus globalisasi.

Film ini di sutradarai oleh Mirzan Jaya dan dibintangi oleh aktor dan aktris film Makassar diantaranya adalah Ivada Dewata, Nawir Parenrengi, Citra Mahardhika, Arfah Hehakaya, Dewi Mutmainnah, dan Hj Sugiati.

Dua film lokal ini berhasil menarik perhatian dan mendapatkan apresiasi yang tinggi dari para penonton. Kedua film ini menjadi sorotan dalam Makassar F8 lantaran masuk dalam nominasi Festival Film Makassar yang diinisiasi oleh Dinas Pariwisata Kota Makassar.

"Filmnya bagus, menarik, dan ini membuktikan kalau anak muda Makassar juga bisa bersaing dengan kreator film lainnya," ungkap Rina, salah seorang pengunjung.

Para sineas muda yang berada di balik layar kedua film ini berhasil membuktikan bahwa potensi kreatif di Makassar tidak hanya ada, tetapi juga mampu bersaing secara nasional.

Makassar F8 telah membuktikan bahwa sinema lokal Makassar memiliki tempat yang istimewa dalam kancah perfilman Indonesia.

Dengan kisah-kisah orisinal dan inovatif seperti yang ditampilkan, para sineas muda Makassar telah memulai langkah yang kuat menuju pengakuan yang lebih luas dalam dunia perfilman.

Beberapa film lainnya yang mendapatkan apresiasi yakni film dokumenter "Freeman" dari Konsulat Jenderal Australia dan film "Mochi" persembahan dari Konsuler Jepang di Makassar.

Konsulat Jenderal (Konjen) Australia Todd Dias mengungkapkan kebanggaannya usai Australia terlibat dan berpartisipasi dalam pagelaran Makassar International Eight Festival and Forum (F8).

"Saya baru tujuh pekan di Makassar dan Makassar sangat luar biasa. Saya sangat bangga sebagai Konjen bisa hadir di F8," ucap Dias yang fasih berbahasa Indonesia di panggung F8 Makassar.

Todd Dias sesaat sebelum mengikuti nonton bareng film dokumenter "Freeman" bersama Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto, serta warga Makassar di Zona 1 Makassar F8 itu mengaku sangat senang bisa berada di tengah-tengah masyarakat Makassar.

Dia menyatakan beberapa kesamaan bahasa suku asli Aborigin Australia dan suku Makassar menjadikan hubungan kedua suku dan negara cukup dekat ditinjau dari aspek sejarah.

Dias mengungkapkan bahwa pada pagelaran Makassar F8 kali ini, Australia bergabung pada dua sub sektor, yakni film dan food (makanan).

Pada sub sektor film, pihaknya menggelar nonton bareng film Freeman. Film yang mengisahkan tentang perjuangan, tekad dan kemenangan Cathy Freeman, penduduk asli wanita Australia dari suku Aborigin pertama yang memenangkan medali emas dalam olahraga internasional yakni Olimpiade pada 1990 dengan usia emas saat itu 16 tahun.

"Saya juga sangat bangga kita akan menonton bersama film dokumenter tentang Cathy Freeman. Cathy adalah orang yang inspiratif. Warga Australia mendukung dia karena dia orang asli Aborigin. Setelah dia menang medali emas di Olimpiade, dia jadi orang inspiratif untuk perempuan dan anak untuk ikut olahraga apapun," tutur Dias.

Pewarta : Muh. Hasanuddin
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024