Wajo, Sulsel (ANTARA Sulsel) - Warga di dua Desa Liu dan Salo Tengah, Kecamatan Sabang Paru, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, mendesak pemerintah segera memperbaiki jembatan Canru yang nyaris ambruk saat dilalui truk bermuatan 40 ton di daerah setempat.

"Jembatan ini harus segera diperbaiki, kasihan kami harus memutar jauh, belum lagi anak sekolah terpaksa mengunakan perahu untuk ke sekolah," kata salah satu warga, Naharuddin di Wajo, Senin.

Menurutnya, jembatan kayu sepanjang 120 meter tersebut sangat vital karena sebagai akses utama yang menghubungkan bukan hanya dua desa dan kecamatan tetapi juga Desa Salotengganga, Desa Bila, Desa Mallusesalo, Desa Pallimae, Desa Worongnge, Walennae, dan Desa Ugi hingga jalur menuju Kota Kabupaten Wajo dan Sengkang.

Selain itu, perekonomian di dua desa itu menjadi terhambat termasuk pengiriman sejumlah komuditi pertanian yang akan dibawa ke Makassar melalui jalur darat terpaksa harus ditempuh dengan jarak yang cukup jauh, atau memutar melalui daerah lain.

"Kami minta segera pemerintah bereaksi agar jembatan ini segera di perbaki," harapnya.

Sementara warga lainnya Muhammad Yunus mengaku, jembatan yang mengunakan konsep belanda dan sudah berdiri puluhan tahun itu ambruk akibat kelalaian supir mobil pengangkut semen dengan memaksakan untuk melintas, padahal kapasitas jembatan hanya mampu menahan berat tujuh ton.

"Sudah diperingatkan agar jangan melintas melewati batasan beban yang disarankan, tetapi memaksa juga, akhirnya kami yang merasakan dampak kesusahan ini. Kami berharap pemerintah cepat memperbaiki jembatan ini," paparnya.

Ia mengungkapkan bahwa, ambruknya jembatan bukan hanya disebabkan truk tronton yang mengangkut semen Bosowa sebanyak 400 sak dengan kapasitas 40 ton, tetapi ulah sejumlah oknum tim sukses sengaja merusak dan membuka portal serta tanda larang saat kampanye pada Pilkada Wajo belum lama ini.

Sementara pemerintah setempat melalui Kepala Seksi Trantib Kecamatan Sabang Baru, Bakrie berkilah, bahwa ambruknya jembatan Canru berada diatas sungai Walanae itu akibat kelalaian supir truk. Bahkan supir truk tersebut kata dia, sudah ditahan di Polres Wajo.

"Ini kelalaian supir, pelaku sudah ditahan sekarang di Polres Wajo. Truk yang nyaris jatuh ke sungai sudah berhasil dievakuasi, tetapi warga masih dilarang untuk melintas, dan hanya diperbolehkan mengunakan perahu kecil untuk menyeberang," katanya.

Sebelumnya, jembatan kayu jaman belanda ini menghubungkan wilayah Desa Liu dengan Desa Salo Tengah, Kabupaten Wajo ambruk setelah dilalui mobil truk 10 roda yang mengangkut semen bosowa pada Rabu (25/9) sekitar pukul 15.00 Wita.

Kapolres Wajo AKBP Masrur juga mengakui, truk yang kelebihan muatan memaksakan melewati jembatan itu padahal kekuatan jembatan dioperasikan pada tahun1970-an tidak mampu lagi menopang bebab berat.

"Salah satu penyebab adalah mobil truk dan usia jembatan tersebut," katanya.

Sekretaris Dinas PU Kabupaten Wajo, Achmadi mengakui jembatan Canru akan diganti disebabkan kondisi sudah tidak mampu lagi menahan beban dan rapuh.

Dia meyebutkan, jembatan tersebut dibangun sekitar tahun 1970-an dan dibangun semi permanen dengan penopang besi baja serta lantai kayunya dipelihara setiap tahun.

Ia menuturkan, pihak pemerintah setemat berencana akan mempermanenkan jembatan tersebut pada 2007 lalu, dengan alasan pemerintah pusat menjanjikan dana hibah setelah pergantian dirjen, namun belakangan tidak terealisasi.

Pembangunan jembatan itu, kata dia, membutuhkan anggaran hingga Rp25 miliar, tetapi tahun 2013 baru Rp5 miliar yang akan dianggarkan dari APBD. Agus Setiawan

Pewarta : Darwin Fatir
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024