Surabaya (ANTARA) - Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) membenahi pengendalian operasi kapal selam guna merespons tragedi tenggelamnya KRI Nanggala-402 di perairan Selat Bali saat bertugas tahun 2021.
"TNI AL pada awal tahun 2022 langsung mendirikan Komando Armada Republik Indonesia atau Koarmada RI sebagai pengendali operasi kapal selam. Sebagai pelaksananya dibentuk Komando Operasi Kapal Selam atau Koopskasel," kata Komandan Koopskasel Laksamana Pertama TNI Indra Agus Wijaya saat dikonfirmasi di Surabaya, Senin.
Reorganisasi tersebut menggantikan Satuan Kapal Selam (Satkasel) yang sebelumnya di bawah kendali Koarmada II.
Laksma Indra kini bertanggung jawab mengendalikan operasi kapal selam, meliputi monitoring, khususnya untuk menjamin keamanan dan keselamatannya, termasuk rutin berkoordinasi dengan organisasi keselamatan kapal selam dunia (ISMERLO).
"Jadi, kapal selam sebelum berlayar kan membuat rencana pelayaran. Kita akan memonitor titik-titik laporan kapal selam secara interval, termasuk segala kesiapannya juga disampaikan. Intinya pengendalian kapal selam kita harus terpantau seluruhnya," ujarnya.
Ada wacana Koopskasel ke depan bisa jadi ditingkatkan menjadi Koarmada tersendiri yang dipimpin seorang panglima.
"Tapi, rencana untuk menjadi Koarmada saat ini belum ada," tambah Laksma Indra.
Setidaknya, reorganisasi pengendalian operasi kapal selam yang telah dilakukan saat ini mendapat apresiasi dan dukungan dari Paguyuban Hiu Kencana yang beranggotakan keluarga purnawirawan TNI AL mantan anggota Satkasel.
Ketua Paguyuban Hiu Kencana Didi Setiadi bahkan menyatakan dukungannya jika pengendalian operasi kapal selam berada di bawah armada tersendiri yang dipimpin oleh panglima.
"Dengan begitu, pengoperasiannya nanti langsung di bawah kendali panglima, yaitu pangkoopskasel. Sementara yang sudah ada sekarang kan di bawah kendali komandan Koopskasel. Kalau sudah menjadi armada dan terjadi suatu kejadian bukan lagi Koarmada RI yang mengendalikan, tapi armadanya orang-orang di Koopskasel ini," katanya.
Saat ini TNI AL memiliki empat unit kapal selam yang pangkalannya tetap dipusatkan di lingkungan Koarmada II Surabaya.
TNI AL sedang mengupayakan penambahan unit kapal selam untuk menyesuaikan dengan kebutuhan wilayah laut Indonesia.
Koopskasel juga sedang mengkaji pemindahan pangkalan kapal selam dengan pilihan di perairan Ambon, Lampung atau Situbondo karena Alur Pelayaran Barat Surabaya dirasa terlalu dangkal, selain dipadati oleh kapal-kapal niaga, sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menyelam.
"TNI AL pada awal tahun 2022 langsung mendirikan Komando Armada Republik Indonesia atau Koarmada RI sebagai pengendali operasi kapal selam. Sebagai pelaksananya dibentuk Komando Operasi Kapal Selam atau Koopskasel," kata Komandan Koopskasel Laksamana Pertama TNI Indra Agus Wijaya saat dikonfirmasi di Surabaya, Senin.
Reorganisasi tersebut menggantikan Satuan Kapal Selam (Satkasel) yang sebelumnya di bawah kendali Koarmada II.
Laksma Indra kini bertanggung jawab mengendalikan operasi kapal selam, meliputi monitoring, khususnya untuk menjamin keamanan dan keselamatannya, termasuk rutin berkoordinasi dengan organisasi keselamatan kapal selam dunia (ISMERLO).
"Jadi, kapal selam sebelum berlayar kan membuat rencana pelayaran. Kita akan memonitor titik-titik laporan kapal selam secara interval, termasuk segala kesiapannya juga disampaikan. Intinya pengendalian kapal selam kita harus terpantau seluruhnya," ujarnya.
Ada wacana Koopskasel ke depan bisa jadi ditingkatkan menjadi Koarmada tersendiri yang dipimpin seorang panglima.
"Tapi, rencana untuk menjadi Koarmada saat ini belum ada," tambah Laksma Indra.
Setidaknya, reorganisasi pengendalian operasi kapal selam yang telah dilakukan saat ini mendapat apresiasi dan dukungan dari Paguyuban Hiu Kencana yang beranggotakan keluarga purnawirawan TNI AL mantan anggota Satkasel.
Ketua Paguyuban Hiu Kencana Didi Setiadi bahkan menyatakan dukungannya jika pengendalian operasi kapal selam berada di bawah armada tersendiri yang dipimpin oleh panglima.
"Dengan begitu, pengoperasiannya nanti langsung di bawah kendali panglima, yaitu pangkoopskasel. Sementara yang sudah ada sekarang kan di bawah kendali komandan Koopskasel. Kalau sudah menjadi armada dan terjadi suatu kejadian bukan lagi Koarmada RI yang mengendalikan, tapi armadanya orang-orang di Koopskasel ini," katanya.
Saat ini TNI AL memiliki empat unit kapal selam yang pangkalannya tetap dipusatkan di lingkungan Koarmada II Surabaya.
TNI AL sedang mengupayakan penambahan unit kapal selam untuk menyesuaikan dengan kebutuhan wilayah laut Indonesia.
Koopskasel juga sedang mengkaji pemindahan pangkalan kapal selam dengan pilihan di perairan Ambon, Lampung atau Situbondo karena Alur Pelayaran Barat Surabaya dirasa terlalu dangkal, selain dipadati oleh kapal-kapal niaga, sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menyelam.