Makassar (ANTARA) - Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (TPH-Bun) Sulawesi Selatan Imran Jausi men melaporkan 153 hektar area pertanian puso atau gagal panen akibat fenomena El Nino.

"Saya laporkan data terakhir, 153 hektare puso, ini belum terlalu banyak. Itu terjadi di Maros di daerah tertentu saja. Kami masih memantau terus," ungkap Imran Jausi di Makassar, Senin.

Kendati demikian, tidak dipungkiri bahwa pertanian Sulsel sudah banyak yang mengalami kondisi berat terhadap kekeringan, termasuk kondisi sedang. Sehingga setiap daerah mengintervensi keadaan tersebut dengan penyediaan air, dibantu pompa atau sumur di sekitar area pertanian.

Dinas TPH BUN Sulsel juga telah mengerahkan petugas lapangan untuk memantau kondisi pertanian setiap daerah dan harus dilaporkan sekali sepekan di masa-masa El Nino, sementara pada kondisi normal dilaporkan sekali dalam dua pekan.

"Solusi lain, kalau ada potensi air dibuatkan sumur bor untuk mengisi embung," kata dia.

Salah satu strategi lain yang dilakukan Pemerintah Provinsi Sulsel bersama Pemerintah Pusat ialah menyiapkan tambahan area tanam padi seluas 80.619 hektare (ha) untuk menghadapi dampak El Nino yang menyebabkan kekeringan dan kemungkinan gagal panen.

Pemprov Sulsel tengah mempersiapkan tambahan area tanam sejak Agustus hingga September di 11 daerah, yaitu Kabupaten Jeneponto, Maros, Wajo, Pinrang, Soppeng, Enrekang, Luwu, Tana Toraja, Gowa, Bone, Palopo, Luwu Timur dan Luwu Utara.

"Agustus-September ini kita siapkan lahannya, kalau sudah mulai ada hujan di Oktober-November sudah mulai menanam," kata dia.

Mereka (daerah) yang mengusulkan lahan tambahan akan disesuaikan dengan ketersediaan air yakni melalui pompa air, aliran daerah irigasi atau ada sungai yang bisa dipompa.

Selanjutnya, bibit akan disiapkan oleh Pemerintah Pusat yang diharapkan akan ditanam pada Oktober dan November.
Dari tambahan area tanam ini diharapkan mampu menambah produksi pertanian sebanyak 400.000 ton cadangan gabah kering panen dengan estimasi tambahan sebanyak 5-6 ton per hektare.

"Distribusi inilah yang kita harapkan bisa menambah luas tanam mereka untuk bisa menutupi sawah-sawah yang gagal panen," kata dia.*

Pewarta : Nur Suhra Wardyah
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024