Jakarta (ANTARA) -
Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan Konferensi Majelis Hukama Muslimin (MHM) yang membahas peran agama dalam menghadapi dampak negatif perubahan iklim pada 4 Oktober 2023.
 
"Konferensi Asia Tenggara ini diadakan sebagai persiapan untuk Konferensi Tingkat Tinggi Pemimpin dan Pemuka Agama Sedunia yang akan diadakan di Abu Dhabi pada tanggal 6 dan 7 November 2023," ujar Sekretaris Jenderal MHM Konselor Mohamed Abdelsalam dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Abdelsalam mengatakan tujuan konferensi ini untuk mendiskusikan kontribusi pemikiran tokoh dan pemuka berbagai agama, sekaligus menemukan solusi untuk mengurangi dampak negatif perubahan iklim.
 
Menurut dia, konferensi agama dan perubahan iklim Asia Tenggara ini juga merupakan persiapan menuju Conference of the Parties 28 (COP28) yang akan diselenggarakan di Uni Emirat Arab (UEA) pada akhir tahun ini.
 
"Pada COP28 nanti dan untuk pertama kalinya dalam sejarah penyelenggaraan COP akan ada Paviliun Agama yang diprakarsai oleh MHM," ujar Abdelsalam.
 
Anggota MHM asal Indonesia Quraish Shihab mengatakan bahwa dunia saat ini menghadapi ancaman perubahan iklim akibat kerusakan alam dan lingkungan.
 
Kerusakan ini menunjukkan bahwa dampak perubahan iklim sudah nyata dan terasa akibat kekeringan, pemanasan global, mencairnya salju di Antartika, dan naiknya permukaan air laut.
 
"Kita semua, individu, kelompok, organisasi masyarakat, organisasi keagamaan, harus bekerja sama untuk meningkatkan kepedulian terhadap kebersihan lingkungan dan mencegah penyebaran polusi," kata Quraish Shihab.
 
Sementara itu Anggota Komite Eksekutif MHM, TGB M Zainul Majdi mengatakan konferensi itu akan membahas sejumlah topik penting, diantaranya negara dan tantangan perubahan iklim, serta teologi hijau, bagaimana keyakinan agama membangun kesadaran pelestarian lingkungan, hingga peran institusi dan tokoh agama dalam penanggulangan dampak perubahan iklim.
 
Konferensi ini juga akan mengeluarkan sejumlah rekomendasi strategis untuk meningkatkan upaya mencegah dampak negatif perubahan iklim, berdasarkan praktik baik yang telah berjalan di Indonesia dan negara-negara di Asia Tenggara.

Pewarta : Asep Firmansyah
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024