Makassar (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Sulawesi Selatan mencatat jumlah luas area Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di wilayah Sulsel telah mencapai 284,45 hektare sejak kemarau ekstrem melanda hingga September 2023.

"Luas yang terbakar saat ini sekitar 284,45 hektare. Lokasi ini menyebar di seluruh kabupaten/kota," ujar Kepala Dinas DLHK Sulsel Andi Hasbi Nur di Makassar, Senin.

Ia menyebutkan, tercatat empat daerah yang terbesar luas terbakarnya di area Walannae wilayah Kabupaten Soppeng, Wajo. Area Bialo, di Kabupaten Bantaeng dan Bulukumba serta area Kelara di Kabupaten Jeneponto dan Takalar, lalu di area Jeneberang, Kabupaten Gowa.

Untuk penanganan Karhutla, kata dia, pihaknya telah berkoordinasi dengan Balai Pengendalian Perubahan Iklim (BPPI), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) maupun DLHK provinsi, pemerintah kabupaten/kota hingga tingkat desa dan kelurahan sampai pada masyarakat setempat.

"Untuk penanganan Karhutla, Gubernur telah menyampaikan melalui surat edaran pada Juni lalu agar setiap kabupaten/kota melakukan langkah untuk kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan Karhutla, juga meminta diperkuat masyarakat dalam bentuk peningkatan kesiapsiagaan kelompok masyarakat peduli api," tuturnya.

Sejauh ini, dari semua kejadian Karhutla, tim dari DLHK yang ada di semua Unit Pelayanan Teknis KPH terus melakukan pemantauan titik api 24 jam dan melakukan pemadaman bersama Dinas Kebakaran, BPBD Kabupaten Kota, Manggala Agni, TNI, Polri serta masyarakat.

Berdasarkan data sebelumnya, tercatat per 18 September 2023, jumlah luasan Karhutla di Sulsel mencapai 247,26 hektare atau meningkat dalam beberapa hari terakhir hingga masuk awal Oktober yang mencapai 284,45 hektare.

Kasus Karhutla pada 18 September 2023 meliputi delapan daerah dengan rincian di Kabupaten Luwu Timur 55,5 hektare, Kabupaten Toraja Utara 40 hektare, Kabupaten Gowa 37,6 hektare, Kabupaten Maros 22 hektare, Kabupaten Enrekang dan Soppeng 20 hektare, Kabupaten Tana Toraja 13,8 hektare serta Kabupaten Sidrap 10 hektare.

Mengenai data lahan di luar kawasan hutan yang terbakar, seluas 148,4 haktare, dan untuk kawasan hutan mencapai luas 98,86 hektare.

Terkait apa saja faktor penyebab kejadian Karhutla itu, kata Hasbi, akibat kelalaian manusia, membuang puntung rokok sembarangan, pembukaan lahan dan kebun dengan cara membakar sehingga mudah menyebar di tengah kemarau ekstrem saat ini.

Pewarta : M Darwin Fatir
Editor : Redaktur Makassar
Copyright © ANTARA 2024