Kendari (ANTARA Sulsel) - Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulawesi Tenggara (Sultra) mengungkapkan temuan uang palsu di daerah itu hingga Oktober 2013 mencapai nilai Rp6,29 juta.

"Seluruh uang palsu yang ditemukan dari laporan masyarakat dan aparat kepolisian itu sudah dimusnahkan," kata Pimpinan BI Perwakilan Sultra, Dian Nugraha pada pertemuan dengan sejumlah wartawan di Kendari, Kamis.

Ia menyebutkan uang palsu tersebut terdiri dari pecahan Rp100.000 senilai Rp4,3 juta, pecahan Rp50.000 senilai Rp1,95 juta dan pecahan Rp20.000 senilai Rp40 ribu.

Dian yang didampingi sejumlah pejabat BI Sultra diantaranya, Farley Piga (Deputi Kepala Perwakilan), Syamsul Bahri (Kepala Divisi Pengawasan), mengatakaan temuan uang palsu pecahan Rp100.000, Rp50.000 dan Rp20.000 itu, selain dari laporan masyarakat juga dari pihak kepolisian.

"Yang terbanyak dari aparat kepolisian setelah melakukan pemusnahan yang disertai dengan laporan berita acara," kata Dian.

Sedangkan laporan dari masyarakat terjadi saat mereka melakukan pembayaran di toko swalayan, pegadaian serta tempat lain yang memiliki alat deteksi uang palsu..

Sebagai contoh, seorang mahasiswa di Kota Kendari mengetahui mendapatkan uang palsu pecahan Rp20.000 saat membayar pembelian premium di salah satu stasiun pengisian bahan bakar minyak.

Sementara itu, tim pengawas yang membidangi masalah uang palsu BI Perwakilan Sultra, Ade Rahmat mengatakan peredaran uang palsu selama tahun 2013 belum mengkwatirkan karena jumlahnya hanya sekitar 84 lembar dari nilai seluruh uang yang beredar Januari-Oktober yang mencapai Rp2,3 triliun lebih.

Pada periode yang sama 2012, temuan uang palsu mencapai 360 lembar. Namun temuan pada 2013 ini nilai uangnya lebih besar dibanding 2012.

Ketika ditanya tempat temuan uang palsu terbesar di Sultra, ia mengatakan terbesar di Kota Kendari, menyusul Kolaka, Kota Baubau dan Konawe Selatan. A. Salim

Pewarta : Azis Senong
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024