Makassar (ANTARA) - Pemerintah Kota Makassar  melakukan upaya intervensi demi menurunkan angka stunting, salah satunya melalui aplikasi Inzting (Ikhtiar men-zero-kan stunting) dengan harapan dapat mengoptimalkan kinerja tim pendamping keluarga (TPK) di lapangan.

"Untuk permasalahan stunting, ada beberapa TPK seperti dari TP-PKK, dinas kesehatan serta dinas pengendalian penduduk dan KB. Tentunya, dibutuhkan penerapan pengoperasian pada aplikasi ini terkait tupoksi kerja masing-masing," kata Wakil Wali Kota Makassar Fatmawati Rusdi di Baruga Pattingalloang, Rumah Jabatan Gubernur Sulsel, Makassar, Kamis.

Aplikasi Inzting tersebut yang diperkenalkan Penjabat (Pj) Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin dinilai sangat baik dalam hal keterkaitan optimalisasi penggunaan aplikasi tersebut dalam penerapannya nanti.

"Setelah bincang-bincang dan mendengarkan pemaparan aplikasi Inzting, tentu ini memiliki sistem informasi sangat lengkap, dengan menu yang banyak, dan harus di-input," tuturnya.

Oleh karena itu, kata dia, penggunaan aplikasi tersebut perlu kejelasan siapa saja TPK yang diberikan amanah dalam pengoperasiannya agar tidak terjadi saling lempar tanggung jawab.

Selain itu, Fatma juga mengingatkan pentingnya pelatihan untuk user ataupun siapa operatornya nanti, serta penyediaan buku manual agar memudahkan dalam pengoperasian aplikasi tersebut.

Disamping itu, penurunan stunting bukan hanya tugas pemerintah melalui dinas pengendalian penduduk dan keluarga berencana (DPPKB), tapi perlu keterlibatan dinas kesehatan, babinsa dan babimkantibmas, TPK serta elemen pendukung lain yang saling bersinergi.

Mengenai dengan penanganan stunting, Pemkot Makassar menargetkan tahun 2024 zero stunting atau bebas stunting. Sebab, dari angkanya, Kota Makassar menempati posisi kedua terendah atau 18,4 persen setelah Kabupaten Barru yakni 14,02 persen.
 

Pewarta : M Darwin Fatir
Editor : Redaktur Makassar
Copyright © ANTARA 2024