Ambon (ANTARA Sulsel) - Uskup Diosis Amboina Mgr Petrus Canisius Mandagie menegaskan kehidupan dan perdamaian yang semakin tinggi di Maluku jangan dihancurkan hanya karena penyelenggaraan Pilkada Gubernur-Wakil Gubernur yang sementara berlangsung.

"Pilkada dibuat demi perdamaian di Maluku, janganlah perdamaian hakiki yang tercipta di tengah masyarakat dihancurkan karena pesta politik ini," kata Uskup Mandagie, di Ambon, Jumat.

Menurutnya, nilai perdamaian hakiki yang tercipta di Maluku paska konflik 1999 jauh lebih penting dan bernilai dari segalanya, termasuk pilkada.

Pilkada Maluku yang akan memasuki putaran kedua pada 14 Desember 2013, hanya sebagai sarana untuk membangun perdamaian dengan hadirnya pemimpin yang baik, berkualitas dan bertanggung jawab.

"Bodohlah kita kalau hanya karena pilkada harus menghancurkan gedung pemerintah, rumah-rumah dan sarana lainnya. Kita akan dicap sebagai orang bodoh oleh masyarakat di daerah lain di tanah air hanya karena kekerasan yang ditunjukkan," tegasnya.

Uskup juga mengutuk para politisi yang rakus akan kekuasaan dan uang sehingga tindakannya menyebabkan terjadinya konflik di Maluku.

Uskup menegaskan, sangat miris dan menyedihkan jika Maluku kembali terjerumus dalam kemiskinan dan kemerosotan di bidang pendidikan maupun sektor lain hanya karena konflik akibat ketidak puasan pada Pilkada.

Kualitas sumber daya manusia di Maluku tidak akan berkembang jika terjadi konflik dan kekerasan. Sebaliknya perkembangan kualitas SDM akan semakin meningkat dalam suasana perdamaian.

Karena itu, Uskup mengimbau seluruh komponen masyarakat untuk tetap menjaga dan memelihara suasana perdamaian dan persaudaraan yang semakin tinggi di daerah ini, sekaligus menjadikannya sebagai momentum untuk menciptakan pesta demokrasi yang jujur, adil dan berkualitas, guna melahirkan pemimpin yang berkualitas dan bertanggung jawab.

"Jangan ada yang golput atau tidak menyalurkan hak politiknya pada Pilkada putaran kedua 14 Desember mendatang. Semua warga yang memiliki hak memipin harus menyalurkan aspirasinya," katanya.

Uskup juga meminta para penyelenggara baik KPU provinsi dan jajarannya hingga level paling bawah yakni di tempat pemungutan suara (TPS) untuk bertindak adil dan jujur serta tidak memihak pada pasangan calon tertentu, sehingga Pilkada Maluku putaran kedua berjalan aman dan lancar.

Begitu pun Panitia Pengawas dan Bawaslu di provinsi hingga kabupaten/kota juga dapat melaksanakan fungsi pengawasan dengan baik dan benar serta memproses seluruh pelanggaran yang terjadi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pilkada Maluku putaran kedua berdasarkan keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) di Jakarta pada 14 November 2013, diikuti dua pasangan yakni Abdullah Vanath - Marthen Maspaitella (DAMAI) karena meraih 192.587 suara dan Said Assagaff - Zeth Sahubura (SETIA) 194.580 suara.  Budi Suyanto

Pewarta : Jimmy Ayal
Editor :
Copyright © ANTARA 2024