Makassar (ANTARA Sulsel) - Sebanyak enam kabupaten dan kota di Sulawesi Selatan dipastikan akan mendapat dana bergulir yang diperuntukkan kepada Asosiasi Perempuan Pendamping Usaha Kecil (ASPPUK) masing-masing sebesar Rp30 juta.
Presiden Direktur BII Taswin Zakaria di Makassar, Senin, mengatakan, melalui program ASPPUK dari Bank Internasional Indonesia (BII) yang dialokasikan Rp1 miliar itu, para penerima manfaat akan disurvei oleh ASPPUK untuk peningkatan kesejahteraan para perempuan yang membantu ekonomi keluarga.
Enam kabupaten dan kota yang berada di area Sulawesi untuk tahap pertama yang memperoleh dana bergulir ASPPUK yakni Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng dan Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep).
"Program ASPPUK ini merupakan program baru dari BII melalui dana CSR (corporate sosial responsibility/dana pertanggunganjawaban) yang diperuntukkan kepada kaum perempuan yang membantu ekonomi keluarga," katanya.
Melalui 29 lembaga keuangan perempuan (LKP) yang tersebar di lima wilayah Indonesia, yakni Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Nusa Tenggara (NT). Pada tahun pertama, dana bergulir disalurkan kepada 15 LKP dengan jumlah lebih dari 3.000 perempuan prasejahtera.
"Sejalan dengan misi `humanizing financial services` kami memiliki komitmen untuk selalu berada di tengah masyarakat serta tumbuh dan berkembang bersama masyarakat. Komitmen ini juga menjadi bagian dari upaya BII untuk memberikan kontribusi positif dalam mendukung pembangunan masyarakaat di Indonesia," ujarnya.
Taswin mengaku, program yang diluncurkan oleh BII yang bekerja sama dengan Grup Maybank itu bertujuan untuk meningkatkan daya saing perempuan prasejahtera yang produktif dengan program pemberdayaan ekonomi perempuan melalui `micro financing`.
Menurut Taswin, program pemberdayaan ekonomi perempuan melalui `micro financing` pihaknya berharap dapat menurunkan tingkat kemiskinan dengan mendorong perempuan prasejahtera mendapatkan penghasilan yang lebih baik, meningkatkan pengetahuan dan kualitas sumber daya manusia serta menyiapakna perempuan menjadi komunitas yang bankable.
Program CSR ini juga, ucap Taswin, sejalan dengan program financial inclusion yang tengah fiat difasilitasi Bank Indonesia dengan tujuan mulia untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap institusi keuangan, termasuk perbankan.
Sebelumnya, pada 2012, BII bersama Grup Maybank melakukan program pemberdayaan ekonomi melalui micro financing kepada komunitas perempuan dengan memberikan hibah melalui Koperasi Mitra Duafa yang mengembangkan jasa keuangan dengan pola grameen bank.
Dana yang dikembangkan dengan cara dana bergulir sejak pertengahan 2012 telah membantu 2.200 orang di tiga target area, mencakup Jonggol (Jawa Barat), Sragen (Jawa Tengah) dan Kulon Progo (Yogyakarta) hingga pertengahan 2015. N Sunarto
Presiden Direktur BII Taswin Zakaria di Makassar, Senin, mengatakan, melalui program ASPPUK dari Bank Internasional Indonesia (BII) yang dialokasikan Rp1 miliar itu, para penerima manfaat akan disurvei oleh ASPPUK untuk peningkatan kesejahteraan para perempuan yang membantu ekonomi keluarga.
Enam kabupaten dan kota yang berada di area Sulawesi untuk tahap pertama yang memperoleh dana bergulir ASPPUK yakni Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng dan Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep).
"Program ASPPUK ini merupakan program baru dari BII melalui dana CSR (corporate sosial responsibility/dana pertanggunganjawaban) yang diperuntukkan kepada kaum perempuan yang membantu ekonomi keluarga," katanya.
Melalui 29 lembaga keuangan perempuan (LKP) yang tersebar di lima wilayah Indonesia, yakni Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Nusa Tenggara (NT). Pada tahun pertama, dana bergulir disalurkan kepada 15 LKP dengan jumlah lebih dari 3.000 perempuan prasejahtera.
"Sejalan dengan misi `humanizing financial services` kami memiliki komitmen untuk selalu berada di tengah masyarakat serta tumbuh dan berkembang bersama masyarakat. Komitmen ini juga menjadi bagian dari upaya BII untuk memberikan kontribusi positif dalam mendukung pembangunan masyarakaat di Indonesia," ujarnya.
Taswin mengaku, program yang diluncurkan oleh BII yang bekerja sama dengan Grup Maybank itu bertujuan untuk meningkatkan daya saing perempuan prasejahtera yang produktif dengan program pemberdayaan ekonomi perempuan melalui `micro financing`.
Menurut Taswin, program pemberdayaan ekonomi perempuan melalui `micro financing` pihaknya berharap dapat menurunkan tingkat kemiskinan dengan mendorong perempuan prasejahtera mendapatkan penghasilan yang lebih baik, meningkatkan pengetahuan dan kualitas sumber daya manusia serta menyiapakna perempuan menjadi komunitas yang bankable.
Program CSR ini juga, ucap Taswin, sejalan dengan program financial inclusion yang tengah fiat difasilitasi Bank Indonesia dengan tujuan mulia untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap institusi keuangan, termasuk perbankan.
Sebelumnya, pada 2012, BII bersama Grup Maybank melakukan program pemberdayaan ekonomi melalui micro financing kepada komunitas perempuan dengan memberikan hibah melalui Koperasi Mitra Duafa yang mengembangkan jasa keuangan dengan pola grameen bank.
Dana yang dikembangkan dengan cara dana bergulir sejak pertengahan 2012 telah membantu 2.200 orang di tiga target area, mencakup Jonggol (Jawa Barat), Sragen (Jawa Tengah) dan Kulon Progo (Yogyakarta) hingga pertengahan 2015. N Sunarto