Makassar (ANTARA) - Subholding PT Pelindo Jasa Maritim (SPJM), bagian dari PT Pelabuhan Indonesia (Persero), menggencarkan penanaman bakau.
"Ini adalah aksi nyata Pelindo Group dalam program kolaborasi bersama Kementerian Koordinator Bidang Kementerian dan Investasi (Marvest), Kementerian Lingkungan dan Kehutanan (KLKH) dan Kementerian Kelautan dan Perikatan (KKP)," kata Direktur SDM dan Umum PT Pelindo Jasa Maritim, Rachmat Prayogi , dalam keterangan persnya di Makassar, Sabtu.
Dikatakannya, secara nasional target rehabilitasi mangrove yang ingin dicapai adalah seluas 600.000 hektar. SPJM sebagai bagian dari Pelindo menuangkan target ini dalam program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) dengan menanam di lahan seluas 3 ha pada hari ini.
Khusus kelompok Pelindo mendapat alokasi tanam kurang lebih 2.599 ha, khusus SPJM mendapat 86 ha.
Kegiatan yang dilaksanakan hari ini bertempat di Dusun Borongkaluku, Desa Borimasunggu, Kabupaten Maros.
Kegiatan ini juga dihadiri Direktur Utama PT Equiport Inti Indonesia Muhammad Ayyub dan Direktur Keuangan PT Jasa Peralatan Pelabuhan Indonesia (JPPI) Roy Fraser Simanjuntak. Kabupaten Maros dipimpin oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup beserta jajaran pemerintah kabupaten hingga kelurahan.
Rachmat menjelaskan, kegiatan ini merupakan bagian dari kegiatan rehabilitasi mangrove nasional, yang diprogram oleh SPJM selama beberapa tahun dengan total penanaman direncanakan seluas 86 ha.
“Pada tahun ini penanaman dilakukan seluas 3 ha dengan pola penanaman rumpun berjarak, antara rumpun jaraknya 10 meter, selanjutnya diharapkan dapat dituntaskan dalam jangka waktu 5 tahun,” lanjutnya. Metode ini berfungsi untuk mengokohkan
dan menjerat hara (lumpur) juga sebagai tanda adanya kegiatan sehingga nelayan tidak menebar jaring di sana.Selain itu, dilakukan pula pemagaran di luar lokasi penanaman mangrove, disisipi rangkap bambu setiap meternya, lalu diberi jejaring yang fungsinya bersama untuk menahan sampah agar tidak masuk ke lokasi penanaman mangrove.Dalam kegiatan kali ini, SPJM
dua anak perusahaan bidang peralatan, yaitu PT Peralatan Pelabuhan Indonesia (JPPI) dan PT Equiport Inti Indonesia (EII).Sebagai
bagian dari Pelindo, lanjut dia, SPJM Group saat ini memiliki delapan anak usaha, dua di antaranya bergabung dalam kegiatan di hari ini. anak-anak usaha lainnya akan secara bergiliran bergandengan untuk melaksanakan program-program selanjutnya secara merata dan tuntas.
Melalui program ini, Pelindo Jasa Maritim berupaya mewujudkan terlaksananya Program TJSL melalui edukasi kemasyarakatan tentang pentingnya merawat dan memanfaatkan mangrove secara bertanggung jawab, katanya.
"Ini adalah aksi nyata Pelindo Group dalam program kolaborasi bersama Kementerian Koordinator Bidang Kementerian dan Investasi (Marvest), Kementerian Lingkungan dan Kehutanan (KLKH) dan Kementerian Kelautan dan Perikatan (KKP)," kata Direktur SDM dan Umum PT Pelindo Jasa Maritim, Rachmat Prayogi , dalam keterangan persnya di Makassar, Sabtu.
Dikatakannya, secara nasional target rehabilitasi mangrove yang ingin dicapai adalah seluas 600.000 hektar. SPJM sebagai bagian dari Pelindo menuangkan target ini dalam program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) dengan menanam di lahan seluas 3 ha pada hari ini.
Khusus kelompok Pelindo mendapat alokasi tanam kurang lebih 2.599 ha, khusus SPJM mendapat 86 ha.
Kegiatan yang dilaksanakan hari ini bertempat di Dusun Borongkaluku, Desa Borimasunggu, Kabupaten Maros.
Kegiatan ini juga dihadiri Direktur Utama PT Equiport Inti Indonesia Muhammad Ayyub dan Direktur Keuangan PT Jasa Peralatan Pelabuhan Indonesia (JPPI) Roy Fraser Simanjuntak. Kabupaten Maros dipimpin oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup beserta jajaran pemerintah kabupaten hingga kelurahan.
Rachmat menjelaskan, kegiatan ini merupakan bagian dari kegiatan rehabilitasi mangrove nasional, yang diprogram oleh SPJM selama beberapa tahun dengan total penanaman direncanakan seluas 86 ha.
“Pada tahun ini penanaman dilakukan seluas 3 ha dengan pola penanaman rumpun berjarak, antara rumpun jaraknya 10 meter, selanjutnya diharapkan dapat dituntaskan dalam jangka waktu 5 tahun,” lanjutnya. Metode ini berfungsi untuk mengokohkan
dan menjerat hara (lumpur) juga sebagai tanda adanya kegiatan sehingga nelayan tidak menebar jaring di sana.Selain itu, dilakukan pula pemagaran di luar lokasi penanaman mangrove, disisipi rangkap bambu setiap meternya, lalu diberi jejaring yang fungsinya bersama untuk menahan sampah agar tidak masuk ke lokasi penanaman mangrove.Dalam kegiatan kali ini, SPJM
dua anak perusahaan bidang peralatan, yaitu PT Peralatan Pelabuhan Indonesia (JPPI) dan PT Equiport Inti Indonesia (EII).Sebagai
bagian dari Pelindo, lanjut dia, SPJM Group saat ini memiliki delapan anak usaha, dua di antaranya bergabung dalam kegiatan di hari ini. anak-anak usaha lainnya akan secara bergiliran bergandengan untuk melaksanakan program-program selanjutnya secara merata dan tuntas.
Melalui program ini, Pelindo Jasa Maritim berupaya mewujudkan terlaksananya Program TJSL melalui edukasi kemasyarakatan tentang pentingnya merawat dan memanfaatkan mangrove secara bertanggung jawab, katanya.