Makassar (ANTARA) - Badan Pengurus Wilayah (BPW) Kerukunan Keluarga Luwu Raya (KKLR) mengundang Pj Gubernur Sulawesi Selatan untuk bercerita dan membahas tentang sejarah Sulsel pada Malam Ramah Tamah Perayaan Hari Perlawanan Rakyat Luwu di Makassar pada 13 Januari 2024.

Ketua BPW KKLR Sulsel Hasbi Syamsu saat menemui Pj Gubernur Sulsel di Makassar Selasa mengakui kedalaman pemahaman Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin soal sejarah Sulsel, baik sejarah lokal di Sulsel, nasional, maupun sejarah dunia.

"Kami mengundang bapak gubernur untuk hadir dalam acara ramah tamah itu. Kami berharap bapak gubernur bisa menyampaikan sedikit soal sejarah Sulsel di sana nantinya," katanya.

Ia menyampaikan, kegiatan ramah tamah tersebut dirangkaikan dengan senam sehat dan pemeriksaan kesehatan gratis pada saat Car Free Day Jl Sudirman Makasssar. Kemudian dilanjutkan dengan rangkaian kegiatan lainnya di Luwu Timur, 23 Januari 2024.

Sementara itu, Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin mengatakan, masyarakat Sulsel ini adalah yang paling setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan hal tersebut sudah tidak diragukan lagi sampai saat ini.

"Betapa orang Luwu, Sulawesi Selatan ini setia pada NKRI ini. Karena pada saat itu Belanda tidak terima Indonesia merdeka, dan gerakan propaganda Belanda sampai di PBB menyampaikan bahwa Indonesia belum merdeka," kata Bahtiar.

Namun, saat itu Indonesia dengan modal Radio Republik Indonesia (RRI) saat ini juga melakukan gerakan propaganda melalui udara, dan Televisi Republik Indonesia (TVRI) menyampaikan bahwa Indonesia telah merdeka dari penjajahan Belanda dan Jepang.

Bahtiar mengaku cukup memahami bagaimana soal sejarah perlawanan, karena sebelum Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2014 disusun, ia sudah mengumpulkan sejarahwan di Indonesia untuk membahas soal perlawanan rakyat Indonesia terhadap penjajah.

"Saya tahu betul hari perlawanan, karena saya yang menyusun Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2014 tentang pelaksanaan Undang-undang Nomor 15 Tahun 2012 tentang Veteran Republik Indonesia," katanya.

Karena itu, Bahtiar menyarankan agar KKLR Luwu Raya melakukan pembedahan terkait sejarah di Sulsel. Kenapa sejak dulu masyarakat Sulawesi Selatan banyak keluar ke berbagai daerah, bahkan mancanegara.

"Sejak dulu masyarakat Sulawesi Selatan yang keluar dari kampung. Karena pada saat itu kampung tidak aman. Jadi ini tugasnya KKLR Luwu Raya untuk mencari keluarganya di berbagai daerah di Indonesia," katanya.

Pewarta : Abdul Kadir
Editor : Redaktur Makassar
Copyright © ANTARA 2024