Mamuju (ANTARA) - Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan (TPHP) Provinsi Sulawesi Barat mengembangkan varietas padi inbrida sebagai upaya memenuhi kebutuhan benih unggul di daerah itu.

"Pengembangan benih sumber padi inbrida menjadi program andalan sebagai upaya memenuhi kebutuhan benih padi unggul di Sulbar," kata Kepala Dinas TPHP Sulbar Muhtar, di Mamuju, Selasa.

Padi inbrida merupakan hasil penyerbukan sendiri tanpa penyerbukan silang dengan varietas lain.

Saat ini kata Muhtar, Unit Pelaksana Teknis Dinas Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (UPTD BBTPH) sedang melaksanakan proses penanaman delapan varietas benih padi inbrida dengan sistem tanam pindah.

"Proses penanaman varietas benih padi inbrida dilakukan pada lahan pembenihan UPTD BBTPH seluas 7,5 hektare yang terletak di Kelurahan Lantora Kabupaten Polewali Mandar," ujar Muhtar.

Ia berharap produksi benih inbrida tersebut berjalan baik dan bisa dimanfaatkan dengan baik oleh petani di Sulbar.

"Proses panen diperkirakan pada April 2024 dan calon benih akan diproses lebih lanjut sesuai dengan prosedur pembenihan, sehingga pada Mei atau Juni tahun ini benih sudah dapat diperbanyak kembali oleh penangkar benih yang ada di Sulbar," jelas Muhtar.

Sementara, Kepala UPTD BBTPH Nasaruddin mengatakan, pihaknya berharap kondisi cuaca dan sarana pengairan serta sarana pembenihan lainnya mendukung, karena proses pengembangan benih sumber sangat tergantung dari prasarana dan kondisi iklim yang baik.

"Pada musim tanam ini terdapat delapan varietas benih padi inbrida yang dibudidaya yaitu, Mekongga, Padjajaran, Cakrabuana, Nutrizinc, Inpari 32, Inpari 33, Inpari 43, dan Inpari 48 Blas," terang Nasaruddin.

Ia juga berharap, penanaman musim tanam rendengan tahun 2024 mendapatkan hasil yang lebih maksimal pada musim sebelumnya.

"Kami berharap, musim tanam tahun ini bisa mendapatkan hasil yang lebih maksimal," kata Nasaruddin.

Pewarta : Amirullah
Editor : Redaktur Makassar
Copyright © ANTARA 2024