Ambon (ANTARA Sulsel) - Sejumlah ruang perkuliahan di Fakultas Ekonomi Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon hingga kini masih dalam kondisi dipalang dengan kayu sehingga aktivitas belajar mengajar belum normal.

Pantauan Antara di Ambon, Kamis, sejumlah ruangan lainnya seperti perpustakaan dan ruang dosen juga dipasangi kayu penghalang oleh mahasiswa yang melakukan aksi unjuk rasa sejak Rabu, (22/1).

Aksi ini dilakukan sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam aliansi mahasiswa Unpatti anti diskriminasi yang tidak menghendaki Dekan Fekon, Dr Latief Kharie ditetapkan jaksa sebagai tersangka kasus dugaan korupsi.

Latief Kharie yang baru dilantik sebagai Dekan Fekon akhir tahun lalu ditahan Kejaksaan Negeri Ambon sejak Rabu, (22/1) dalam kasus dugaan korupsi penerimaan negara bukan pajak sebesar Rp3 miliar.

Sebelumnya, tersangka yang sudah masuk rumah tahanan negara (Rutan) Waiheru ini menjabat sebagai Pembantu Dekan II Fekon yang membidangi masalah administrasi dan keuangan.

Menurut Recky, salah seorang mahasiswa Fekon Unpati, kegiatan perkuliahan belum bisa berjalan normal karena mereka baru menyelesaikan ujian semester dan sekarang akan melakukan proses pembayaran sumbangan penyelenggaraan pendidikan (SPP) yang baru.

"Tentunya akan ada rekan mahasiswa lain, baik reguler yang akan memperbaiki nilai ujian atau mahasiswa ekstensi kemungkinan masih harus mengikuti kuliah tapi tidak bisa terlaksana," katanya.

Dia menambahkan, belakangan ini terjadi beberapa kali aksi unjuk rasa mahasiswa di kampus, terutama bagi mereka yang baru masuk semester pertama menunut penurunan biaya SPP.

"Ratusan mahasiswa FKIP Unpatti sejak pekan lalu juga melakukan unjuk rasa ke rektorat karena biaya SPP mencapai Rp1,5 juta, sama halnya dengan FISIP berdemonstrasi," katanya. I.K. Sutika

Pewarta : Daniel Leonard
Editor :
Copyright © ANTARA 2024