Makassar (ANTARA) - Sejumlah kapal kayu pengangkut bahan pokok harus bertahan di Pelabuhan Rakyat Paotere, Kecamatan Ujung Tanah, Makassar, Sulawesi Selatan sebagai dampak cuaca ekstrem dengan ketinggian ombak 2,5 meter sampai empat meter di Perairan Selat Makassar.
"Kami sudah sandar di Pelabuhan Paotere hampir tiga minggu karena cuaca buruk dan ombak tinggi. Kemungkinan masih satu minggu kita di sini menunggu baru bisa berlayar lagi kalau cuaca sudah membaik," ujar Nakhoda Kapal Motor Tunas Bunga Bahari Abbas AB di pelabuhan setempat, Selasa.
Ia menyebutkan, barang yang diangkut dari Kota Makassar menuju Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) seperti beras, terigu dengan beban berat 150 ton sementara tertahan terkendala karena cuaca ekstrem.
Selama bertahan di pelabuhan tersebut, kata dia, biaya hidup membengkak dan tidak ada pendapatan. Padahal, bila cuaca normal, ia bersama kru kapal dapat membawa hasil bumi dari Bima ke Makassar dan dari Makassar membawa sembako ke Bima sebulan dua kali.
Menurutnya, bila memaksakan diri tanpa menghiraukan imbauan Syahbandar dan BMK Stasiun Meteorologi Maritim Paotere Makassar untuk berlayar, maka potensi kerusakan kapal akan cukup besar belum lagi risiko lainnya.
"Kami sudah komunikasi dengan syahbandar dan tidak ada denda (kapal berlabuh) karena ada faktor cuaca. Biaya tambahan pasti ada, belum solar karena kita melawan angin dan gelombang di laut," katanya.
Hal senada disampaikan Mekanik Kapal Motor Cahaya Rahmat 02, Saibun. Selama hampir tiga pekan, dia bersama kru kapalnya masih bertahan di Pelabuhan Paotere. Kapalnya mengangkut sembako dan semen dengan tujuan Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Sedangkan dari Flores ke Makassar mengangkut Asam dan Kakao.
"Semen dan beras rencana diturunkan di Jampea, Kepulauan Selayar sesuai pesanan. Ada juga barang titipan untuk warga yang dibawa kru kapal untuk dibawakan. Karena cuaca buruk kita masih tertahan di sini," tuturnya.
Sebelumnya, BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Paotere Makassar mengeluarkan peringatan dini dengan potensi gelombang tinggi 2,5 meter hingga 4 meter di wilayah Perairan Makassar, Sulawesi Selatan dan mengimbau kepada pengguna jalur lalu lintas laut dan nelayan menunda sementara aktivitas berlayar.
"Peringatan dini berlaku mulai 20 Januari pukul 20.00 Wita dan 25 Januari 2024 pukul 20.00 Wita," kata Koordinator Bidang Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Paotere Makassar Mujahidin.
Sedangkan kecepatan angin tertinggi di perairan Sulawesi Selatan terpantau 20-30 knot pada daerah Selat Makassar bagian Selatan.
Untuk tinggi gelombang dengan skala sedang (moderate sea) diperkirakan 1,25 meter sampai 2,5 meter berpeluang terjadi di Perairan Parepare, Perairan Spermonde Pangkep bagian barat, Perairan Spermonde Pangkep, Perairan Spermonde Makassar bagian barat, Perairan Spermomde Makassar.
Selanjutnya, Perairan Kepulauan Sabalana dan Perairan timur Kepulauan Selayar, Laut Flores bagian barat, Laut Flores bagian utara, Perairan Pulau Bonerate Kalaotoa bagian utara, Perairan Pulau Bonerate - Kalaotoa bagian Selatan, dan Laut Flores bagian timur.
Dan untuk ketinggian gelombang dengan skala tinggi (rough sea) antara 2,5 meter sampai 4 meter berpeluang terjadi di Perairan barat Kepulauan Selayar dan Selat Makassar bagian selatan.
Berita ini juga telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Cuaca ekstrem, kapal pengangkut sembako bertahan di Pelabuhan Paotere
"Kami sudah sandar di Pelabuhan Paotere hampir tiga minggu karena cuaca buruk dan ombak tinggi. Kemungkinan masih satu minggu kita di sini menunggu baru bisa berlayar lagi kalau cuaca sudah membaik," ujar Nakhoda Kapal Motor Tunas Bunga Bahari Abbas AB di pelabuhan setempat, Selasa.
Ia menyebutkan, barang yang diangkut dari Kota Makassar menuju Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) seperti beras, terigu dengan beban berat 150 ton sementara tertahan terkendala karena cuaca ekstrem.
Selama bertahan di pelabuhan tersebut, kata dia, biaya hidup membengkak dan tidak ada pendapatan. Padahal, bila cuaca normal, ia bersama kru kapal dapat membawa hasil bumi dari Bima ke Makassar dan dari Makassar membawa sembako ke Bima sebulan dua kali.
Menurutnya, bila memaksakan diri tanpa menghiraukan imbauan Syahbandar dan BMK Stasiun Meteorologi Maritim Paotere Makassar untuk berlayar, maka potensi kerusakan kapal akan cukup besar belum lagi risiko lainnya.
"Kami sudah komunikasi dengan syahbandar dan tidak ada denda (kapal berlabuh) karena ada faktor cuaca. Biaya tambahan pasti ada, belum solar karena kita melawan angin dan gelombang di laut," katanya.
Hal senada disampaikan Mekanik Kapal Motor Cahaya Rahmat 02, Saibun. Selama hampir tiga pekan, dia bersama kru kapalnya masih bertahan di Pelabuhan Paotere. Kapalnya mengangkut sembako dan semen dengan tujuan Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Sedangkan dari Flores ke Makassar mengangkut Asam dan Kakao.
"Semen dan beras rencana diturunkan di Jampea, Kepulauan Selayar sesuai pesanan. Ada juga barang titipan untuk warga yang dibawa kru kapal untuk dibawakan. Karena cuaca buruk kita masih tertahan di sini," tuturnya.
Sebelumnya, BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Paotere Makassar mengeluarkan peringatan dini dengan potensi gelombang tinggi 2,5 meter hingga 4 meter di wilayah Perairan Makassar, Sulawesi Selatan dan mengimbau kepada pengguna jalur lalu lintas laut dan nelayan menunda sementara aktivitas berlayar.
"Peringatan dini berlaku mulai 20 Januari pukul 20.00 Wita dan 25 Januari 2024 pukul 20.00 Wita," kata Koordinator Bidang Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Paotere Makassar Mujahidin.
Sedangkan kecepatan angin tertinggi di perairan Sulawesi Selatan terpantau 20-30 knot pada daerah Selat Makassar bagian Selatan.
Untuk tinggi gelombang dengan skala sedang (moderate sea) diperkirakan 1,25 meter sampai 2,5 meter berpeluang terjadi di Perairan Parepare, Perairan Spermonde Pangkep bagian barat, Perairan Spermonde Pangkep, Perairan Spermonde Makassar bagian barat, Perairan Spermomde Makassar.
Selanjutnya, Perairan Kepulauan Sabalana dan Perairan timur Kepulauan Selayar, Laut Flores bagian barat, Laut Flores bagian utara, Perairan Pulau Bonerate Kalaotoa bagian utara, Perairan Pulau Bonerate - Kalaotoa bagian Selatan, dan Laut Flores bagian timur.
Dan untuk ketinggian gelombang dengan skala tinggi (rough sea) antara 2,5 meter sampai 4 meter berpeluang terjadi di Perairan barat Kepulauan Selayar dan Selat Makassar bagian selatan.
Berita ini juga telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Cuaca ekstrem, kapal pengangkut sembako bertahan di Pelabuhan Paotere