Makassar (ANTARA Sulsel) - Ketua Harian Percasi Sulawesi Selatan Prof Wasir Thalib, mengakui jika Surabaya Jawa Timur telah mengajukan diri menggantikan Sulsel sebagai tuan rumah pelaksanaan Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Catur, Juni 2014.

Prof Wasir Thalib, di Makassar, Selasa, mengatakan keinginan itu disampaikan sebagai antisipasi jika pada akhirnya Sulsel atau Makassar tidak mampu menjadi penyelenggara karena masalah ketiadaan anggaran.

"Itu jika kita menyerah. Namun hingga kini kami masih terus berupaya dan berharap kebutuhkan anggaran yang cukup besar itu bisa kita penuhi," katanya.

Mengenai penentuan jadi tidaknya Makassar sebagai tuan rumah atau justru dialihkan ke daerah lain, kata dia, memang masih akan dibahas dalam rapat pleno di Jakarta, 13 Fabruar 2014.

Namun pihaknya tetap berupaya menyakinkan peserta bisa menyukseskan agenda tersebut.

Apalagi, ujar dia, beberapa pihak yang telah ditemui memberikan respon untuk memberikan bantuan dana seperti halnya Pemprov dan KONI Sulsel sehingga pihaknya tetap optimistis untuk menjadi tuan rumah kejurnas 2014.

Untuk menggelar Kejurnas 2014, Pengprov Percasi selaku panitia telah memprediksi membutuhkan anggaran sekitar Rp 1,7 miliar.

Ketua Dewan Riset Daerah (DPD) Sulsel itu mengaku jika alokasi anggaran terbesar pada Kejurnas 2014 itu untuk biaya akomodasi dan konsumsi atlet yang diperkirakan mencapai sekitar 600 peserta untuk pelaksanaan selama sembilan hari.

Selain biaya akomodasi dan konsumsi, kata dia, anggaran tersebut juga digunakan untuk biaya wasit sebanyak 30 orang, penyediaan perlengkapan seperti papan catur dan jam catur serta hadiah bagi para pemenang dengan total sebesar Rp 175 juta.

Khusus perlengkapan pertandingan seperti jam catur, pihaknya membutuhkan sebanyak 600 buah dengan harga sekitar Rp 1,5 juta perbuah. Namun pihaknya berencana hanya akan menyewa demi mengurangi kebutuhan anggaran.

Terkait kebutuhan anggaran tersebut, pihaknya juga mengakui butuh kerja keras untuk memenuhinya. Apalagi pihaknya saat ini baru memiliki modal awal sebesar Rp 400 juta dan itu tentu saja masih terbilang minim.

"Mungkin hanya meja catur yang kita beli untuk meminimalkan anggaran. Kami juga berupaya meminta keringanan biaya sewa Asrama Haji yang rencananya akan menjadi tempat pelaksanaan," ujarnya. Agus Setiawan

Pewarta : Oleh Abd Kadir
Editor :
Copyright © ANTARA 2024