Jakarta (ANTARA) - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) membantah anggapan bahwa Erick Thohir telah "memelintir" ide mengenai BUMN yang akan diganti menjadi koperasi.

Staf Khusus III Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan, Erick Thohir telah memberikan respons tentang ide dari salah satu tim sukses (timses) pasangan calon presiden yang berencana menjadikan BUMN sebagai koperasi. Akan tetapi, pernyataan tersebut malah dianggap sebagai ucapan Menteri BUMN semata.

"Ide mengenai BUMN dijadikan koperasi dikatakan bahwa Pak Erick memelintir, itu enggak benar. Yang pertama itu, itu terjadi pada saat wartawan doorstop dan menanyakan itu kepada Pak Erick dan Pak Erick menjawab clear masalah itu," ujar Arya di Kantor BUMN, Jakarta, Senin.

Arya mengatakan Kementerian BUMN telah melakukan pemantauan terkait dengan pemberitaan dari ide tersebut. Hasilnya, terdapat lebih dari 100 pemberitaan yang ditayangkan secara daring.

"Kami dapatkan 100-an lebih media online yang memberitakan mengenai ide itu yang dilakukan oleh timses. Jadi ya sudahlah kalau memang sudah salah idenya, terima salah, jangan mengatakan orang lain offside karena dari bukti-bukti yang kami dapat benar kok ada penyebaran ide-ide itu," katanya.

Arya menyampaikan, BUMN memiliki kontribusi terhadap perekonomian negara. Selain itu, 1,6 juta karyawan telah bekerja di perusahaan BUMN sehingga sangat mustahil untuk menghilangkannya.

"Bisa 1,6 juta karyawan BUMN itu nganggur semua, belum lagi pihak-pihak ketiga yang mensupport BUMN itu banyak banget. Berapa juga keluarga yang akan terganggu dengan ide tersebut dan satu lagi yang pasti pemberitaannya masif," ucap Arya.

Pada Minggu (4/2), Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan pembubaran korporasi milik negara hanya akan memunculkan pengangguran baru di Indonesia, mengingat sebanyak 1,6 juta orang merupakan pegawai BUMN.

Ia menyampaikan pegawai BUMN telah membuktikan diri sebagai agen perubahan dalam pembangunan ekonomi Indonesia yang saat ini pertumbuhannya mencapai 5 persen.

Menurut dia, seluruh korporasi milik negara pada 2023 telah menghasilkan deviden terbesar dalam sejarah di Indonesia, yakni sebesar Rp82,1 triliun. Sehingga keuntungan yang didapat dari BUMN telah menjadi pondasi kuat bagi pertumbuhan ekonomi di Tanah Air.

Sebelumnya pada Rabu (31/1) Tim Nasional Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar(Timnas AMIN) menyatakan akan mendorong BUMN menjadi badan usaha koperasi.

Pernyataan tersebut diungkapkan oleh Tokoh Koperasi Indonesia Suroto PH dalam sebuah diskusi di Rumah Koalisi Perubahan di Jakarta Selatan.

Suroto menilai selama ini nasib koperasi di Tanah Air terus dipermainkan dari satu pemerintahan ke pemerintahan berikutnya. Oleh karena itu ia berargumen dengan cara mengkoperasikan BUMN yang ada di Indonesia bisa meningkatkan perekonomian nasional.

Pewarta : Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024