Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan aktivitas deformasi batuan lempeng laut telah menimbulkan gempa tektonik di wilayah Kabupaten Seram Bagian Timur, Maluku pada Kamis pagi dini hari.
"Jenis gempa tektonik dangkal akibat adanya aktivitas deformasi batuan di Subduksi Laut Banda. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser atau strike-slip," kata Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis.
Ia menjelaskan bahwa gempa bumi itu memiliki parameter dengan magnitudo M5,1. Berlokasi di laut yang berjarak 7 kilometer arah Utara Teluk Waru, Seram Bagian Timur, Maluku pada kedalaman 56 kilometer.
Analisis BMKG menemukan gempa tersebut berdampak dan dirasakan di daerah Seram Bagian Timur dengan skala intensitas IV MMI, hingga Kabupaten Fak-fak, Papua Barat berskala II-III MMI atau getaran yang dirasakan nyata dalam rumah dan terasa getaran seakan akan truk berlalu.
"Hasil monitoring BMKG sampai dengan pukul 03.00 WIB tadi menunjukkan ada dua kali aktivitas gempa bumi susulan dengan magnitudo terbesar M3,9," kata dia.
Kendati demikian ia menyebutkan hingga saat ini belum ada laporan yang terdampak kerusakan akibat gempa bumi tersebut.
Begitupun berdasarkan hasil pemodelan tsunami dengan sumber gempa bumi tektonik pada koordinat 3,23° LS ; 130,87° BT Teluk Waru tersebut, tidak berpotensi tsunami.
BMKG tetap mengimbau masyarakat setempat supaya tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Selain itu Daryono mengharapkan, masyarakat untuk memastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran yang membahayakan kestabilan bangunan supaya aman dari potensi runtuhnya bangunan diakibatkan oleh gempa.
"Jenis gempa tektonik dangkal akibat adanya aktivitas deformasi batuan di Subduksi Laut Banda. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser atau strike-slip," kata Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis.
Ia menjelaskan bahwa gempa bumi itu memiliki parameter dengan magnitudo M5,1. Berlokasi di laut yang berjarak 7 kilometer arah Utara Teluk Waru, Seram Bagian Timur, Maluku pada kedalaman 56 kilometer.
Analisis BMKG menemukan gempa tersebut berdampak dan dirasakan di daerah Seram Bagian Timur dengan skala intensitas IV MMI, hingga Kabupaten Fak-fak, Papua Barat berskala II-III MMI atau getaran yang dirasakan nyata dalam rumah dan terasa getaran seakan akan truk berlalu.
"Hasil monitoring BMKG sampai dengan pukul 03.00 WIB tadi menunjukkan ada dua kali aktivitas gempa bumi susulan dengan magnitudo terbesar M3,9," kata dia.
Kendati demikian ia menyebutkan hingga saat ini belum ada laporan yang terdampak kerusakan akibat gempa bumi tersebut.
Begitupun berdasarkan hasil pemodelan tsunami dengan sumber gempa bumi tektonik pada koordinat 3,23° LS ; 130,87° BT Teluk Waru tersebut, tidak berpotensi tsunami.
BMKG tetap mengimbau masyarakat setempat supaya tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Selain itu Daryono mengharapkan, masyarakat untuk memastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran yang membahayakan kestabilan bangunan supaya aman dari potensi runtuhnya bangunan diakibatkan oleh gempa.