Makassar (ANTARA Sulsel) - Penyidik gabungan Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Barat mendalami keterangan salah seorang saksi kasus penembakan perwira pertama (Pama) Direktorat Intelkam Polda Sulselbar Iptu Muhammad Daud pada Selasa (11/2) subuh.

"Ada salah seorang saksi dari 15 orang saksi yang diperiksa itu sementara didalami karena dalam memberikan kesaksiannya itu selalu berubah-berubah," ujar Kabid Humas Polda Sulselbar Kombes Pol Endi Sutendi di Makassar, Kamis.

Meski mengakui adanya salah seorang saksi yang didalami keterangannya itu, pihaknya belum mau memberikan identitas resmi saksi tersebut. Dirinya hanya memberikan inisial yakni AR.

Dia menyebutkan, saat dimintai keterangannya di Polres Gowa, AR mengaku melaporkan kejadian penembakan itu ke Polres, namun setelah dilakukan pengecekan tidak ada pelaporan dari masyarakat mengenai peristiwa tragis itu.

Keterangan lainnya yang membuat penyidik mulai melakukan pendalaman yakni ketika saksi AR mengaku kepada penyidik jika dirinya baru sekitar dua tahun tinggal di Jalan Palantikang 3, Kelurahan Pandang-Pandang, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa.

Namun, hasil penelusuran penyidik jika saksi sudah satu komplek dengan korban selama hampir 15 tahun lamanya. Inilah salah satu keterangan saksi yang membuat penyidik melakukan pendalaman.

Sebelumnya, seorang perwira pertama (Pama) Intelkam Polda Sulawesi Selatan Inspektur Satu (Iptu) Muhammad Daud tewas seketika setelah ditembak oleh orang tidak dikenal di dekat rumahnya saat akan melakukan ibadah.

"Iptu Muhammad Daud tewas seketika setelah ditembak oleh orang yang tidak dikenal," jelas Kepala Bidang Humas Polda Sulselbar Kombes Pol Endi Sutendi.

Ia menjelaskan, kronologi kejadian penembakan itu saat Iptu Muhammad Daud akan menunaikan kewajibannya yakni melaksanakan ibadah shalat Subuh.

Korban yang keluar dari rumahnya dan akan bergegas ke masjid dekat rumahnya tiba-tiba mendapat serangan dari orang yang belum dikenal dan langsung menembaknya sebanyak dua kali.

Korban yang tinggal di Jalan Palantikan 3, Kelurahan Pandan-Pandan, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa itu tertembak dua kali dibagian dadanya dan perutnya. Dua proyektil itu bersarang di tubuhnya yang kemudian membuatnya tewas seketika.

"Almarhum meninggal dengan masih mengenakan baju kokonya. Korban ditembak dibagian dada dan perutnya yang membuatnya tewas seketika," kata Endi.

Usai penembakan itu, lanjut mantan Wakapolrestabes Makassar itu, jenazah korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara Makassar untuk dilakukan autopsi.

Atas kejadian itu, polisi langsung melakukan olah tempat kejadian perkara untuk mengetahui secara pasti kronologis kejadiannya. Polisi juga masih mengumpulkan keterangan mengenai identitas pelaku penembakan yang diduga berjumlah satu orang tersebut. FC Kuen

Pewarta : Oleh Muh Hasanuddin
Editor :
Copyright © ANTARA 2024