Makassar (ANTARA) - Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto mengapresiasi penyelenggaraan kembali Karnaval Budaya Jappa Jokka Cap Go Meh dalam rangka Perayaan Imlek 2024 dan menyebut sebagai wadah perekat sosial setelah Pemilu 2024.
"Kita bersyukur lantaran festival budaya ini digelar pascapemilu. Tema dalam festival ini juga pas, yakni Bhinneka Tunggal Ika," ujarnya di Makassar, Sabtu.
Danny, sapaan akrab Ramdhan Pomanto mengatakan festival budaya Jappa Jokka Cap Go Meh bertujuan meningkatkan persatuan dan soliditas antarmasyarakat Makassar.
"Saya berterima kasih kepada Permabudhi dan tokoh-tokoh Tionghoa karena mengadakan Jappa Jokka Cap Go Meh setelah Pemilu," katanya.
Ia mengungkapkan momen dalam festival paling menarik karena digelar usai pesta demokrasi yakni pilpres. Dia mengaku, saat pemilu terjadi perbedaan pilihan tetapi semua larut dan menyatu kembali dalam festival tersebut.
"Nah, seperti inilah tradisi-tradisi yang kian merekatkan sosial-masyarakat Makassar. Itu terlihat dari ekspresi gembiranya masyarakat hari ini yang mana persatuan masyarakat luar biasa," terangnya.
Ketua Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi) Sulsel, Yonggris Lao mengatakan salah satu tujuan karnaval budaya ialah adanya interaksi budaya dengan berbagai komunitas.
"Kita berharap setelah pemilu ini, kita makin kuat, bersatu, menjalin kembali persaudaraan yang sebelumnya kita berbeda pilihan," ujarnya.
Dan saat inilah, jelas dia, merupakan saat yang tepat menggunakan momentum agar antar masyarakat makin dekat.
"Kita bersyukur lantaran festival budaya ini digelar pascapemilu. Tema dalam festival ini juga pas, yakni Bhinneka Tunggal Ika," ujarnya di Makassar, Sabtu.
Danny, sapaan akrab Ramdhan Pomanto mengatakan festival budaya Jappa Jokka Cap Go Meh bertujuan meningkatkan persatuan dan soliditas antarmasyarakat Makassar.
"Saya berterima kasih kepada Permabudhi dan tokoh-tokoh Tionghoa karena mengadakan Jappa Jokka Cap Go Meh setelah Pemilu," katanya.
Ia mengungkapkan momen dalam festival paling menarik karena digelar usai pesta demokrasi yakni pilpres. Dia mengaku, saat pemilu terjadi perbedaan pilihan tetapi semua larut dan menyatu kembali dalam festival tersebut.
"Nah, seperti inilah tradisi-tradisi yang kian merekatkan sosial-masyarakat Makassar. Itu terlihat dari ekspresi gembiranya masyarakat hari ini yang mana persatuan masyarakat luar biasa," terangnya.
Ketua Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi) Sulsel, Yonggris Lao mengatakan salah satu tujuan karnaval budaya ialah adanya interaksi budaya dengan berbagai komunitas.
"Kita berharap setelah pemilu ini, kita makin kuat, bersatu, menjalin kembali persaudaraan yang sebelumnya kita berbeda pilihan," ujarnya.
Dan saat inilah, jelas dia, merupakan saat yang tepat menggunakan momentum agar antar masyarakat makin dekat.