Makassar (ANTARA Sulsel) - Sebanyak 60 orang tokoh masyarakat Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, bertemu dengan Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo membahas keinginan kembalinya Mamasa menjadi bagian dari kabuptan di Sulsel.

"Kami ingin kembali menjadi bagian dari Provinsi Sulawesi Selatan, kami tidak ingin menjadi bagian dari Provinsi Sulawesi Barat karena aspirasi kami selama ini sering diabaikan," ujar salah satu tokoh masyarakat Kabupaten Mamasa, Sulaeman di Makassar, Jumat.

Ia mengatakan, banyak hal yang mendasari keinginan masyarakat Mamasa kembali ke Sulsel dan salah satu hal yang paling penting menurutnya adalah tersedianya sarana prasarana serta infrastruktur jalan yang memadai.

Sulaeman yang datang bersama 60 perwakilan masyarakat Kabupaten Mamasa itu mewakili tiga wilayah yakni wilayah satu, dua dan tiga sesuai dengan keterwakilan di lembaga legislatif.

"Kami tidak akan datang jauh-jauh ke Sulsel kalau tidak dengan persetujuan masyarakat di Mamasa. 60 orang tokoh masyarakat ini hadir semua dari tiga wilayah sesuai dengan keterwakilan atau pembagian dalam lembaga legislatif," katanya.

Menurut mantan anggota DPRD Kabupaten Mamasa periode 2009-2014 itu, dirinya membawa aspirasi masyarakat untuk bertemu dengan Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo yang juga selaku Ketua Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI).

Dirinya berharap dengan kehadiran dan pertemuannya itu, bisa mendapatkan solusi atas permasalahan masyarakat Kabupaten Mamasa yang mendambakan adanya sarana jalan sepanjang 92 kilometer yang menghubungkan Kabupaten Polewali Mandar (Polman) dan Mamasa serta kabupaten lainnya.

Alasan lainnya kenapa masyarakat Mamasa ingin kembali karena besarnya biaya hidup yang disebabkan oleh rusaknya sarana jalan yang menghubungkan Polman-Mamasa itu.

Disebutkannya, kebutuhan bahan pokok (Sembako) di Mamasa jauh lebih besar dari harga pasaran dan nilainya 50-70 persen di atas harga normal dikarenakan tidak adanya pasokan kebutuhan pokok, maupun barang lainnya ke Mamasa.

"Mamasa ini seperti daerah tertinggal, dimana kebutuhan hidup sangat tinggi. Bayangkan saja, harga kebutuhan pokok kita beli dengan harga yang sangat mahal karena kenaikan harga 50-70 persen dari harga normalnya. Itu dikarenakan tidak adanya kendaraan yang mau ke Mamasa," ungkapnya.

Sulaeman yang didampingi Ketua Kerukunan Sulawesi Selatan (KKSS) Bali Zhaenal Thayeb itu mengaku jika jauh sebelum Sulbar membentuk provinsi baru, kondisi jalan di Mamasa cukup bagus.

Sewaktu Mamasa masih berstatus salah satu kabupaten di Sulsel, kondisi jalan dari Polman-Mamasa masih ditempuh sekitar 2,5 jam, tetapi sekarang selama tujuh tahun teakhir ini jarak tempuhnya sudah berubah jadi tujuh jam.

"Sekali lagi kami meminta kepada Gubernur Sulbar Anwar Adnan Saleh untuk kembali memperhatikan kami di Mamasa dan membangun jalan sepanjang 92 kilometer, seperti janji bapak waktu kampanye di Mamasa dua periode itu," jelasnya. FC Kuen

Pewarta : Oleh Muh Hasanuddin
Editor :
Copyright © ANTARA 2024