Timika, Papua (ANTARA Sulsel) - Para tokoh dan sesepuh masyarakat asal Kei, Maluku Tenggara, di Timika mendorong adanya proses rekonsiliasi dua kelompok warga yang terlibat bentrokan yang dipicu oleh kematian Petrus Fautngilyanan.

Sesepuh masyarakat Kei, Athanasius Allo Rafra, kepada Antara di Timika, Sabtu mengatakan dua kelompok warga Kei yang terlibat bentrokan, yakni warga Kampung Holai-Holat dan warga Kampung Bombai harus segera berdamai.

Allo Rafra meminta seluruh tua-tua Kei di Timika ikut mendorong terjadinya proses rekonsiliasi yang tuntas dua kelompok yang selama beberapa tahun terakhir selalu terlibat pertikaian hingga menelan korban jiwa dari dua belah pihak.

"Kita akan dorong agar dua belah pihak bisa menyelesaikan masalah ini, agar mereka bisa hidup bersama secara damai dan rukun. Masalah yang selama ini terjadi harus dicabut akarnya," tutur Allo Rafra.

Ketua Komisi A DPRD Mimika itu mengatakan dalam pertemuan dengan Kapolres Mimika AKBP Jermias Rontini dan Komandan Kodim 1710 Mimika Letkol Inf Raffles Manurung pada Jumat (14/2), para sesepuh masyarakat Kei sudah sepakat untuk segera menyerahkan para pelaku pembunuhan almarhum Petrus Fautngil.

Para pelaku, katanya, harus segera mempertanggungjawabkan secara hukum perbuatan mereka.

"Itu harus dilakukan. Kami juga meminta polisi untuk tindak tegas semua pelaku kriminalitas yang selalu membuat kericuhan sehingga mengganggu ketenangan dan ketenteraman orang lain," tutur Allo yang juga pernah menjabat Caretaker Bupati Mimika periode 2007-2008.

Melalui pertemuan para sesepuh masyarakat Holai-Holat dan Bombai untuk menyamakan pemahaman dalam menyikapi berbagai kasus yang terjadi, Allo Rafra berharap bisa menurunkan tensi ketegangan diantara dua kelompok tersebut.

"Kami minta tokoh-tokoh dari kedua kubu untuk membantu memberi penjelasan kepada anak-anak muda agar pertikaian ini segera diakhiri dan segera hidup berdamai. Perdamaian bukan hanya untuk hari ini, tetapi untuk seterusnya," tutur Allo.

Pada awal pekan ini, dua kelompok warga Kei di Timika terlibat bentrokan sengit di Jalan Pattimura, Gang Konro dan sejumlah lokasi pemukiman warga Kei lainnya di Kota Timika.

Akibat bentrokan tersebut, puluhan orang terluka terkena anak panah dan sabetan senjata tajam. Tidak itu saja, dua rumah warga dibakar massa. Beberapa rumah warga lainnya dirusak.

Bentrok dua kelompok warga Kei itu dipicu oleh kematian almarhum Petrus Fautngilyanan. Ketua Kerukunan Masyarakat Kampung Bombai itu tewas seketika akibat dibantai oleh sejumlah orang di halaman rumahnya di Gang Dat, Jalan Pattimura, Sempan, Timika, pada Minggu (9/2) malam.

Jenazah korban telah dikebumikan di halaman rumahnya pada Rabu (12/2).

Hingga saat ini para pelaku yang membunuh almarhum Petrus Fautngilyanan belum juga dibekuk oleh pihak kepolisian. M.M. Astro

Pewarta : Oleh Evarianus Supar
Editor :
Copyright © ANTARA 2024