Makassar (ANTARA) - Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Sulawesi Selatan (Sulsel) bersama USAID Erat menggelar forum diskusi untuk memetakan potensi kolaborasi antara Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan sektor swasta.
Plh Kepala Bappelitbangda Sulsel Andi Bakti Haruni dalam keterangannya di Makassar, Minggu, mengatakan kegiatan tersebut untuk mendapatkan gambaran kebijakan dan program penguatan link dan match SMK, dunia industri, dan dunia kerja.
Selain itu, lanjutnya, kegiatan itu untuk menghasilkan pemetaan potensi link dan match SMK dan Dudika (Dunia Industri dan Kerja) serta menciptakan jenjang kemitraan dan peningkatan pelayanan publik dengan swasta.
Ia menyampaikan SMK merupakan sekolah yang mempersiapkan para peserta didik untuk terjun langsung di lapangan pekerjaan.
"Alumni SMK dibekali dengan masing-masing keahlian dan keterampilan pada bidang tertentu. Berbagai sektor yang potensial diupayakan untuk dikembangkan," ujarnya.
Menurut dia, pendidikan kejuruan salah satu titik beratnya pada peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing, sehingga secara bertahap SMK berupaya meningkatkan mutu hasil pembelajaran yang relevan dengan keunggulan daerahnya.
Ia pun berharap agar alumni SMK memiliki daya saing kuat dan mampu mengisi kesempatan kerja yang ditawarkan oleh pasar kerja nasional maupun Internasional.
"Kami menitikberatkan bahwa nantinya SMK juga juga mampu menciptakan tenaga ahli yang terampil dan terlatih, sehingga bisa bersaing dalam dunia kerja serta menyiapkan peserta didiknya agar dapat bersaing dalam pasar tenaga kerja, menyesuaikan pembangunan pendidikan itu sendiri," jelasnya.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sulsel Suhardi mengapresiasi kegiatan itu karena melibatkan bidang pendidikan khusus dan layanan khusus Dinas Pendidikan Sulsel.
Pihaknya berharap dalam program link and match nantinya juga melibatkan SMKN yang bisa mengakomodir peserta didik yang berkebutuhan khusus untuk bisa diterima dalam pasar kerja.
Plh Kepala Bappelitbangda Sulsel Andi Bakti Haruni dalam keterangannya di Makassar, Minggu, mengatakan kegiatan tersebut untuk mendapatkan gambaran kebijakan dan program penguatan link dan match SMK, dunia industri, dan dunia kerja.
Selain itu, lanjutnya, kegiatan itu untuk menghasilkan pemetaan potensi link dan match SMK dan Dudika (Dunia Industri dan Kerja) serta menciptakan jenjang kemitraan dan peningkatan pelayanan publik dengan swasta.
Ia menyampaikan SMK merupakan sekolah yang mempersiapkan para peserta didik untuk terjun langsung di lapangan pekerjaan.
"Alumni SMK dibekali dengan masing-masing keahlian dan keterampilan pada bidang tertentu. Berbagai sektor yang potensial diupayakan untuk dikembangkan," ujarnya.
Menurut dia, pendidikan kejuruan salah satu titik beratnya pada peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing, sehingga secara bertahap SMK berupaya meningkatkan mutu hasil pembelajaran yang relevan dengan keunggulan daerahnya.
Ia pun berharap agar alumni SMK memiliki daya saing kuat dan mampu mengisi kesempatan kerja yang ditawarkan oleh pasar kerja nasional maupun Internasional.
"Kami menitikberatkan bahwa nantinya SMK juga juga mampu menciptakan tenaga ahli yang terampil dan terlatih, sehingga bisa bersaing dalam dunia kerja serta menyiapkan peserta didiknya agar dapat bersaing dalam pasar tenaga kerja, menyesuaikan pembangunan pendidikan itu sendiri," jelasnya.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sulsel Suhardi mengapresiasi kegiatan itu karena melibatkan bidang pendidikan khusus dan layanan khusus Dinas Pendidikan Sulsel.
Pihaknya berharap dalam program link and match nantinya juga melibatkan SMKN yang bisa mengakomodir peserta didik yang berkebutuhan khusus untuk bisa diterima dalam pasar kerja.